MOTIVASI: Transformasi Makna

Motivasi, kepemimpinan ,motivasi, pemikiran positif, tanggung jawab, tindakan

Transformasi Makna

Perbedaan mendasar antara pejuang dengan orang biasa adalah pejuang menganggap segala sesuatu (kesulitan) sebagai tantangan, sedangkan orang biasa mengganggapnya sebagai kutukan ~Don Juan

Bayangkan seandainya kejadian ini menimpa Anda. Setelah bekerja selama lebih dari 10 tahun di sebuah perusahaan, dengan prestasi yang bagus, tiba-tiba perusahaan memutuskan memberhentikan Anda dengan alasan efisiensi dan mengurangi dampak krisis global. Dengan mem-PHK Anda, perusahaan bisa mencari tenaga pengganti yang lebih muda, lebih cekatan, dan mau dibayar separuh lebih murah. Bagaimana perasaan Anda?
Sebagian orang akan marah, sakit hati, dan merasa dikhianati. Mereka merasa sudah tua dan tak berharga lagi. Makna yang mereka lekatkan menempatkan mereka pada keadaan emosi yang sangat tidak menguatkan.
Dengan tingkat emosi seperti ini, apa yang terjadi jika mereka melamar kerja di perusahaan lain? Pastinya, calon pemberi kerja melihat mereka sebagai manusia yang kalah dan tidak punya semangat. Seandainya lamaran diterima, mereka akan menjadi manusia yang tidak termotivasi untuk berprestasi, karena memiliki pengalaman buruk dengan perusahaan sebelumnya. Mereka akan berpikir, “Buat apa bekerja keras lagi di perusahaan, toh, nantinya perusahaan dengan mudah mendepak saya!”
Tak semua orang memaknai kejadian PHK dengan cara tersebut. Beberapa orang mampu memaknai kejadian buruk menjadi sesuatu yang membuat hidup lebih cemerlang. Mereka mampu melakukan transformasi makna. Bagi korban PHK yang siap mencari perusahaan baru untuk bekerja, PHK dimaknai sebagai kesempatan untuk meninggalkan perusahaan yang tidak tahu berterima kasih kepada karyawan terbaik. Ia pun memilih untuk pindah ke perusahaan yang lebih menghargai karyawannya.
Dengan memandang pengalaman PHK seperti itu, mereka melekatkan makna yang sangat berbeda dengan orang lain pada umumnya. Orang-orang ini mampu menempatkan diri pada keadaan emosi yang justru membangkitkan kekuatan.
Emosi ini membuat perusahaan yang akan merekrut menjadi sangat yakin karena telah menemukan SDM yang sangat berharga. Situasi ini jelas sangat berbeda dengan situasi karyawan yang memaknai kejadian PHK sebagai malapetaka.
Apapun kejadiannya, jika Anda merasa sebagai korban, dampak lanjutannya akan menjadi lebih buruk. Pasalnya, Anda dalam posisi menyalahkan pihak luar, sedangkan pihak luar tidak bisa Anda kendalikan. Satu-satunya yang bisa dikendalikan adalah diri sendiri. Disebabkan tujuan hidup adalah mengubah kejadian buruk menjadi lebih baik, jalan terbaik dalam menghadapi situasi seburuk apapun adalah mengendalikan diri sendiri dengan melakukan transformasi makna.
Transformasi makna adalah memandang kejadian dari sisi positif. Ibarat terhalang batu saat berjalan, batu tersebut tidak kita anggap sebagai penghalang. Namun, batu penghalang tersebut bisa digunakan sebagai batu pijakan untuk meloncat.
Kejadian buruk yang dialami akan lebih mudah ditangani jika kita mampu melakukan transformasi makna ke arah positif. Apapun yang kita alami hakikatnya adalah yang terbaik. Disebabkan Tuhan Maha Tahu dan Maha Berkehendak, Dia-lah yang membuat kejadian terbaik untuk manusia.
Mengapa pengalaman yang sama dapat menghancurkan seseorang dan bisa memberdayakan orang lain menuju tingkat kesuksesan baru? Hal ini disebabkan setiap orang dapat memberi makna yang berbeda terhadap sesuatu kejadian. Seorang anak penjahat bisa ikut menjadi penjahat ketika dewasa. Namun, bisa jadi sebaliknya, menjadi anak yang saleh dan bertekad membuktikan dirinya sebagai orang baik-baik. Hal ini tak lepas dari bagaimana mereka memaknai nasib sebagai anak penjahat.
Banyak orang meyakini bahwa kejadian di sekitar kitalah yang membentuk nasib yang kita alami. Mereka percaya bahwa orang yang lebih berbahagia dan lebih sukses disebabkan kejadian yang lebih baik dalam kehidupannya. Pandangan ini tidak benar, yang benar adalah nasib kita merupakan hasil reaksi kita terhadap kejadian yang kita alami. Jack Canfield mengatakan, kejadian plus reaksi sama dengan hasil. Rumusnya menjadi K + R = H (kejadian + respon = hasil). Oleh sebab itu, apapun kejadiannya, buatlah makna yang positif. ***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat :
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>