Motivasi: Resiko Sebuah Keputusan

Resiko Sebuah Keputusan_2

Resiko Sebuah Keputusan

Apa yang kita alami hari ini adalah hasil keputusan masa lalu, sedangkan keputusan Anda hari ini akan menentukan masa depan Anda

Kenapa Anda sekarang menjadi dokter hewan? Kenapa Anda bisa menjadi sarjana peternakan? Kenapa Anda kini menjadi pengusaha? Kenapa Anda jadi eksekutif perusahaan? Kenapa Anda jadi birokrat? Semua pertanyaan itu dapat Anda jawab, “Itulah keputusan saya di masa lalu.”
Hidup adalah tentang bagaimana kita mengambil keputusan. Apa yang Anda nikmati hari ini adalah hasil keputusan pada masa lalu. Jika saat ini Anda dipusingkan untuk mengambil keputusan-keputusan besar setiap hari, besar kemungkinan posisi Anda hari ini adalah seorang pemimpin yang penting.
Umumnya, semakin tinggi level kepemimpinan, semakin berat keputusan yang diambil dan semakin besar pula dampaknya. Setiap keputusan yang kita ambil memiliki konsekuensi masing-masing. Itulah ujian kehidupan.
Seorang lulusan SMA akan berhadapan dengan berbagai pilihan untuk melanjutkan kuliah. Mau di fakultas apa? Di perguruan tinggi mana? Banyak aspek yang harus dipertimbangkan ketika akan melanjutkan pendidikan tinggi. Itulah saat yang sangat baik untuk belajar mengambil keputusan.
Lalu, bagaimana cara para pemimpin mengambil keputusan yang cepat dan akurat? Berikut beberapa tips untuk Anda.
Pertama: gunakan aturan deadline. Di kalangan wartawan, deadline adalah “makanan sehari-hari”. Di balik kecepatan wartawan menulis hasil liputan, terdapat pekerjaan berat dan menantang, yaitu mengambil keputusan tentang siapa yang harus dihubungi, bagaimana jika target narasumber menolak diwawancarai, bagaimana jika berita ini ternyata kurang menarik publik, dan berbagai aspek lainnya. Saat itu, wartawan harus dapat mengambil keputusan, bagian mana yang akan diangkat menjadi tulisan dan mana yang dibuang dengan segala konsekuensinya.
Dengan menetapkan deadline dalam mengambil keputusan, Anda akan dipaksa untuk cepat berpikir. Deadline akan memaksa Anda untuk cepat menilai kelebihan dan kekurangan suatu keputusan. Dengan begitu, Anda bisa dengan cepat mengambil keputusan. Penetapan deadline memerlukan waktu yang pas—satu bulan, satu minggu, satu hari, atau cukup beberapa menit. Menetapkan deadline juga sebuah keputusan!
Kedua: berpikir hitam dan putih. Ada beberapa saat, ketika Anda memiliki pilihan lebih banyak daripada yang Anda butuhkan. Berlebihan dalam semua hal akan membingungkan Anda dan pada akhirnya bisa menyebabkan kelumpuhan analisis (analysis paralysis). Dalam kasus ini, cobalah untuk menilai opsi dengan sederhana, antara opsi yang baik dan opsi yang buruk. Hal tersebut akan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang optimal.
Ketiga: letakkan alternatif ke dalam tas. Jika semua opsi memiliki nilai yang sama, tulislah beberapa alternatif terbaik pada beberapa potong kertas, lalu letakkan kertas tersebut di dalam tas. Keputusan Anda akan ditentukan dengan kertas yang akan Anda ambil secara acak dari tas tersebut.
Keempat: fokus pada “saat ini”. Suatu saat—bisa jadi—kita bingung untuk mencoba melihat sejauh mana pengaruh keputusan kita saat ini di masa yang akan datang. Hal ini dapat menguras pikiran karena kita berusaha melihat setiap langkah dan akibat dari langkah tersebut. Jika mengalami kerumitan seperti ini, buatlah keputusan berdasarkan apa yang akan membuat langkah selanjutnya menjadi lebih mudah. Tidak usah berpikir terlalu jauh.
Kelima: tidak perlu takut gagal. Ketakutan terhadap hasil yang buruk membuat Anda mengambil keputusan dalam waktu lama. Akhirnya, Anda berisiko tidak mengambil keputusan sama sekali karena telah menghabiskan waktu dan tenaga untuk pertanyaan yang tidak perlu. Cara berpikir seperti ini harus diubah.
Kita perlu menyadari bahwa menunda keputusan sama buruknya dengan membuat keputusan yang buruk. Tidak mengambil keputusan sama sekali berarti tidak dapat menentukan bagaimana hidup Anda akan berjalan. Meskipun terlanjur, Anda bisa memperbaiki kembali keputusan yang buruk dan belajar dari keputusan tersebut.
Langkah yang tak kalah penting setiap akan mengambil keputusan adalah berdoa. Mintalah kepada Yang Maha Kuasa untuk memberikan petunjuk agar dapat mengambil keputusan terbaik.
Brain Tracy mengatakan bahwa masa depan dimiliki oleh para pengambil risiko, bukan pencari aman. Semakin mencari aman, semakin sedikit keamanan yang Anda miliki. Sebaliknya, semakin gigih mengejar peluang, semakin banyak keamanan yang akan Anda raih. ***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat :
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>