MOTIVASI: Pemimpin Level Lima

Motivasi, kepemimpinan ,motivasi, pemikiran positif, tanggung jawab, tindakan

Pemimpin Level Lima

Salah satu elemen kunci yang menyebabkan perusahaan biasa-biasa saja dapat bertransformasi menjadi perusahaan hebat adalah faktor leadership (kepemimpinan) ~ Jim Collins

Bagi sebagian orang, memilih pemimpin negara bukan perkara mudah. Ada yang memilih berdasarkan panutannya atau kelompoknya, ada juga yang mencermati track record-nya. Sayangnya, ketika mencoba mencari informasi track record melalui internet, yang didapat adalah peperangan opini yang keduanya sulit dikonfirmasi kebenarannya.
Saya jadi teringat artikel yang pernah saya tulis di Rubrik Refleksi Majalah Infovet beberapa tahun lalu, yaitu tentang kepemimpinan bisnis. Di dalamnya tertulis riset seorang pakar bernama Jim Collins, yang telah mencurahkan sebagian waktunya untuk mendalami berbagai perusahaan yang mengalami perkembangan hebat dengan kepemimpinan yang hebat pula.
Jim dan tim risetnya meneliti rekam jejak 1.435 perusahaan di Amerika sepanjang 40 tahun perjalanan perusahaan. Dari perusahaan sebanyak itu, Jim dan kawan-kawan menemukan 11 perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan hebat. Sebagai contoh Walgreens, yang dulunya dikenal di AS sebagai perusahaan yang biasa-biasa saja. Namun, pada tahun 1975, terjadi “keajaiban”. Walgreens menanjak, menanjak, dan terus menanjak. Saham Walgreens mengalahkan bintang teknologi Intel hampir dua kali, General Electrics hampir lima kali, Coca-Cola hampir delapan kali, dan pasar saham umum NASDAQ dengan hampir 15 kali.
Dari analisisnya, Jim menyimpulkan, ada salah satu elemen kunci yang menyebabkan perusahaan biasa-biasa saja itu dapat bertransformasi menjadi perusahaan hebat. Elemen itu adalah faktor leadership (kepemimpinan). Jim menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan hebat memiliki kepemimpinan level 5, sebuah kategori kepemimpinan yang menurutnya sebagai kategori kepemimpinan terbaik. Bagi siapa pun, yang ingin menjadi pemimpin hebat, 5 level kepemimpinan menjadi referensi penting.
Level pertama kepemimpinan adalah highly capable individual, yaitu kepemimpinan di tangan individu yang sangat produktif, terampil, dan bekerja bagus. Orang ini sangat terampil bekerja, tetapi belum tentu mampu memajukan institusi akibat caranya dalam memimpin justru lebih menyibukkan diri sendiri dibandingkan memberdayakan orang lain.
Level kedua adalah contributing team member. Pemimpin yang masuk dalam kategori ini adalah individu yang bekerja efektif dalam satu group. Jelas, level ini lebih baik dari level pertama, tetapi belum cukup untuk membuat sebuah institusi menjadi hebat.
Level ketiga adalah competent manager, sekelompok orang yang efektif meraih goal atau sasaran. Lumayan, jika kita memiliki manajer seperti ini. Tata kelola bisnis sudah mulai bagus, ada perencanaan, aksi, dan evaluasi. Namun, level ini pun hanya mampu membuat institusi menjadi baik, bukan menjadi hebat (great).
Level keempat lebih bagus, yaitu effective leader. Inilah pemimpin yang komitmen pada tujuannya sangat bagus dan punya standar luar biasa. Keunggulan pemimpin ini adalah banyak orang yang berminat untuk menjadi pengikutnya. Mereka mampu secara efektif merumuskan cita-cita besar perusahaan dan meyakinkan banyak orang untuk ikut berkontribusi.
Adapun level kelima adalah good to great leader, yaitu pemimpin yang menerapkan nilai-nilai kerendahan hati, memimpin layaknya sosok ayah bagi anak-anaknya, atau guru bagi murid-muridnya. Mereka tidak ingin dirinya menonjol. Punya ambisi menciptakan hasil besar untuk mendorong organisasi bertranformasi dari predikat baik (good) menjadi hebat (great). Meskipun demikian, mereka memperlihatkan kesederhanaan, menghindari pujian berlebihan dan tidak sombong.
Perbedaan level empat dengan level lima adalah pada kemampuan regenerasi. Pada level keempat, jika ia pensiun, institusi tempatnya mengabdi bisa mengalami kegoncangan. Sementara pemimpin level lima sangat memperhatikan upaya agar perusahaan dapat berjalan lama dan terus berkembang meskipun dia sudah berhenti. Pemimpin kategori ini seperti seorang panutan yang menginspirasi dan mampu membangun sistem kaderisasi yang mantap.
Perusahaan yang masuk kategori good to great sangat fokus pada hasil, memiliki kapasitas eksekusi yang baik (good executor), dan cenderung low profile.
Begitulah kepemimpinan dalam bisnis. Siapa tahu, hal yang sama juga berlaku untuk kepemimpinan negara. ***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752

Achmad : 0896 1748 4158

Alamat : Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520 Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408 No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama BCA : 733 030 1681 MANDIRI : 126 000 2074 119

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>