Motivasi: Kekuatan Doa

Doa-Setelah-Shalat-Fardhu-bimbinganislam

Kekuatan Doa

Berdoa—sejatinya—mengondisikan pikiran, perasaan, dan tubuh secara keseluruhan agar berada dalam kondisi semestinya
Stalin—tokoh atheis dari Rusia—suatu hari bersama seluruh politbiro-nya terbang dengan sebuah pesawat kenegaraan menuju ke wilayah negara bagian Republik Rusia. Waktu melewati daerah pegunungan yang terkenal dengan jurang-jurangnya yang menganga tajam, mendadak pesawat mengalami kerusakan parah. Segera pilot memberikan pengumuman mengenai kondisi pesawat yang cukup berbahaya dengan kemungkinan hidup dan mati fifty-fifty serta meminta para penumpang untuk tetap tenang dan mengikatkan tali pengaman masing-masing. Pengumuman itu menimbulkan kepanikan seluruh penumpang. Dan di tengah kepanikan itu tiba-tiba terdengar teriakan mengguntur penuh ketakutan dari salah seorang penumpang, “Tuhan, tolong aku!” Ternyata yang berteriak adalah Stalin, sang tokoh atheis itu sendiri. ~Buku Gold Leadership

Salah satu kegiatan yang sering disepelekan perannya dalam perjalanan hidup adalah doa. Begitu seringnya manusia berdoa sampai-sampai mereka terkadang tidak sadar akan makna doa itu sendiri.
Seorang rekan yang sedang menempuh pendidikan di Amerika Serikat berkawan dengan seorang atheis. Ia sering berdebat tentang ketuhanan dan merasa menang dalam perdebatan. Namun, ketika akan berlatih terjun payung, ia bersalaman dengan rekan saya dan mengatakan, ”Doakan saya, ya.” Artinya, dalam hati kecil seorang atheis pun ada kepercayaan tentang Tuhan. Serupa dengan kisah Stalin di atas.
Ketika berdoa, kita memanjatkan berbagai pengharapan dan menyampaikan keinginan dengan kata-kata positif yang dituju. Dengan berdoa, seseorang berusaha meresapkan harapan dan perkataannya ke dalam hati melalui pikiran dan perasaan.
Jika otak diibaratkan sebagai komputer, otak adalah CPU komputer dan doa adalah salah satu software. Ketika kita berdoa, sebenarnya kita sedang berusaha meng-install program-program positif ke dalam benak kita. Ditinjau secara ilmiah, doa mempunyai efek yang besar terhadap jiwa. Doa yang baik akan membawa motivasi, sugesti positif, sehingga pada akhirnya akan menarik semesta untuk mewujudkan harapan tersebut.
Pengaruh perkataan positif, semisal doa, telah diteliti oleh ilmuwan asal Jepang, Dr. Masaru Emoto. Dalam bukunya The True Power of Water, ia menguraikan penelitian tersebut, di mana ia menggunakan sampel air dari berbagai tempat dan meneliti pengaruh kata-kata positif serta doa terhadap molekul air tersebut. Dari beberapa sampel air yang dikaji, ia menemukan bahwa kristal air yang semula berbentuk tak teratur berubah menjadi kristal bening yang teratur dan berbentuk sangat indah setelah air tersebut diberi doa-doa atau kata-kata positif. Sebaliknya, ketika diucapkan kata-kata negatif pada air tersebut, bentuk kristalnya berubah menjadi jelek dan tak beraturan.
Mengapa penemuan ini penting? Seperti diketahui umum bahwa sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air sehingga air sangat berperan terhadap tubuh manusia.
Pada penelitian lain, seorang ilmuwan melakukan kajian mengenai pengaruh dan kekuatan doa terhadap kehamilan. Dalam penelitiannya, sebanyak 219 wanita tidak subur yang berusia antara 26-46 tahun melakukan pembuahan bayi tabung di Korea Selatan. Secara acak, sebagian dari wanita tersebut dipilih untuk didoakan oleh sejumlah orang secara berkelompok di negara terpisah, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Kanada. Namun, wanita-wanita yang dipilih tersebut tidak mengetahui bahwa mereka sedang didoakan. Hasilnya, wanita yang dipilih untuk didoakan mendapat kehamilan lebih banyak, yaitu dua kali lipat daripada mereka yang tidak didoakan.
Rebecca Marina meneliti pengaruh doa terhadap perilaku sel darah merah dalam tubuh manusia. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pada saat seseorang merasa bahagia, sel darah akan tersusun secara teratur dengan berbentuk bulat sempurna. Ketika berdoa, sel-sel tersebut akan bergerak tenang dan teratur. Muncul substansi yang berkilau. Ajaibnya, meskipun doa sudah selesai, sel-sel tersebut masih tetap bergerak. Ketika tubuh dalam kondisi cemas mereka akan bergerak cepat dan tidak teratur.
Kajian neurolinguistic programming (NLP) pun tidak luput dari kajian terhadap doa dan pengaruhnya terhadap keberhasilan manusia. Metode ini lebih rinci membahas mengenai pemprograman pikiran melalui perkataan atau bahasa untuk membuat usaha yang dilakukan manusia lebih berdaya ungkit. Melalui rekayasa bahasa, kita bisa mempengaruhi susunan saraf yang terdapat di dalam otak. Dengan sendirinya, pola pikir dan pola rasa akan berubah karena adanya intervensi tersebut.
Pola penguasaan serta intervensi pikiran dan perasaan ini sangat penting untuk menunjang keberhasilan hidup atau untuk meraih apa yang kita kehendaki. Melalui kajian NLP, terungkap bahwa berdoa—sejatinya—mengondisikan pikiran, perasaan, dan tubuh secara keseluruhan agar berada dalam kondisi semestinya. ***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat :
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Koleksi Buku GITAPustaka juga kini tersedia di BUKALAPAK (https://www.bukalapak.com/u/gitapustaka?from=dropdown)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>