Kekuatan Daya Imajinasi

Motivasi, kepemimpinan ,motivasi, pemikiran positif, tanggung jawab, tindakan

Kekuatan Daya Imajinasi

Pekerjaan Anda tidak akan pernah lebih besar daripada imajinasi yang Anda buat ~ Napoleon Hill

 

Edgar Riza Boroughs (1875-1950) adalah penulis terkenal dengan karya emasnya yang berjudul Tarzan of The Ape (1914). Inilah kisah tentang petualangan Tarzan, yang terkenal hingga sekarang, baik di layar lebar maupun layar televisi.
Sebelum menjadi penulis terkenal, Edgar pernah bekerja sebagai buruh tambang, penggembala sapi, penjaga toko, bahkan pernah menjadi tentara dan polisi. Sampai akhir hayatnya, ia menulis 60 novel fiksi dan 20 di antaranya cerita petualangan Tarzan. Pada cerita petualangan Tarzan, Edgar dengan lancar menceritakan tentang hutan serta berbagai peristiwa dan keadaan di benua Afrika.
Tahukah Anda bahwa Edgar sama sekali belum pernah ke Afrika?
Cerita tentang Afrika ia dapatkan dari teman-temannya yang pernah ke Afrika serta dari sumber-sumber bacaan. Hebatnya, kisah tentang Afrika dapat diceritakannya secara detil dan terasa sangat hidup. Edgar memang memiliki daya imajinasi yang luar biasa. Ia mampu menguraikan alam afrika dalam bukunya hingga dapat membawa pembaca ke dalam imajinasinya. Tak ada yang menyangka bahwa sang penulis tak pernah menginjakkan kaki di benua Afrika.
Daya imajinasi telah lama menjadi bahan kajian para ahli. Bukan hanya untuk membuat karya tulis fiksi sebagaimana Edgar, melainkan juga dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari. Cobalah bertanya kepada anak kecil, “Kelak kalau sudah besar mau jadi apa?” Mereka akan dengan lantang menjawab mau jadi tentara, polisi, dokter, atau insinyur.
Jawaban anak-anak tersebut merupakan hasil imajinasi setelah mengetahui berbagai macam profesi. Anak-anak yang ingin jadi jenderal akan senang melihat gambar atau foto seorang jenderal, mobil tentara, atau pun tayangan TV dan film tentang pimpinan angkatan perang. Sayangnya, jarang anak-anak yang terus memelihara daya imajinasinya hingga dewasa.
Kebanyakan, daya imajinasi manusia mengalami penurunan setelah memasuki dunia sekolah. Mereka lebih banyak dilatih untuk berpikir logis, yang pada akhirnya segala hal disyaratkan untuk logis. Ketika menemukan kenyataan bahwa syarat menjadi jenderal sangat berat, mereka mulai berlogika untuk mencari profesi lain yang lebih realistis.
Padahal, para pemimpin hebat memiliki daya imajinasi besar. Mereka tidak mau imajinasinya hanya menjadi catatan yang tersimpan tanpa diketahui orang lain. Meskipun banyak cemoohan yang datang, mereka tetap menyampaikan imajinasinya.
Visi para pemimpin dunia adalah hasil dari imajinasinya. Pernyataan Presiden AS John F. Kennedy berikut bisa dijadikan contoh.
“Kita menentukan sebuah pelayaran di lautan yang baru (perjalanan menuju bulan), sebab ada ilmu pengetahuan baru yang bisa diraih (teknologi Apollo) serta hak-hak baru untuk dimenangkan (peradaban di bidang teknologi), dan semuanya itu harus dimenangkan untuk digunakan bagi kemajuan umat manusia di seluruh dunia,” kata Kennedy.
Sepintas, pernyataan tersebut tampak sederhana dan biasa saja. Namun, jika memperhatikan konteks lahirnya pernyataan tersebut, kita bisa merinding. Pernyataan Kennedy muncul sebagai perwujudan visinya meluncurkan Apollo 11 dan mendaratkan manusia di bulan, tepatnya pada saat ia berpidato pada 25 Mei 1961. Ia mencanangkan visi tersebut dalam tenggang waktu sepuluh tahun. Jadi, ia mempertegas vision statement-nya, yaitu mendaratkan manusia di bulan sebelum tahun 1970!
Menurut Kennedy, bangsa Amerika harus memiliki komitmen untuk meraih goal mendaratkan manusia di bulan dan kembali ke bumi dengan selamat sebelum akhir dekade itu.
Pada masa itu, proyek angkasa luar yang digagas Kennedy disikapi sinis oleh mayoritas masyarakat dunia, bahkan banyak yang memberinya label sinting. Namun, imajinasi besar itu tetap membuat Kennedy terus melaju dengan penuh percaya diri. Ia mendorong NASA dan menyemangati seluruh rakyat Amerika untuk mendukungnya.
Hasilnya, dunia menyaksikan Neil Amstrong—astronot yang dikirim NASA untuk menjalankan misi—berhasil menginjakkan kakinya di bulan pada 20 Juli 1969. Cita-cita besar Kennedy tercapai, persis sebelum 1970. Kennedy sendiri tak sempat melihat astronotnya mendarat di bulan karena setahun sebelumnya dia terbunuh.
Contoh lain, Jeff Bezos, pendiri Amazon. Ia mengatakan bahwa kelak setiap buku dalam berbagai bahasa dapat disediakan dalam waktu kurang dari 60 detik. Dari imajinasi ini, lahirlah toko buku online terbesar di dunia, Amazon.com.
Sementara itu, pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin bermimpi bisa mengelola informasi dunia yang dapat diakses gratis oleh setiap orang di mana pun mereka berada. Dua puluh tahun lalu, tak terbayang ada berbagai informasi dapat diakses dengan begitu mudah dan gratis. Itulah hasil imajinasi pendiri Google.
Begitulah, kehebatan Anda di masa depan tergantung seberapa besar daya imajinasi Anda. Berimajinasilah! ***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Aris : 0856 1555 433
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat :
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Koleksi Buku GITAPustaka juga kini tersedia di BUKALAPAK (https://www.bukalapak.com/u/gitapustaka?from=dropdown)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>