Info Iptek : Tingkatkan Produksi, Kendalikan Amonia

Peternak mana yang tak kenal dengan gas amonia. Gas yang kadang sering menjadi penyebab turunnya produktivitas baik di broiler maupun layer ini sering terakumulasi pada tipe kandang yang litternya tidak ditangani dengan baik. Amonia (NH3) adalah gas alkaline yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik oleh deaminasi. Sebagai gas beracun yang dapat menyerang sel mukosa ternak, memang konsentrasi amonia tidak boleh lebih dari 10 ppm di dalam kandang.

Kandang dengan kadar amonia yang tinggi sangat mudah kita deteksi, kita cukup jongkok didalam kandang dan bila mata dan hidung terasa perih berarti kadar amonia cukup tinggi. Keracunan amonia pada ayam ditandai dengan conjunctivitis, susah bernapas (dyspnoea), bersin, ngorok. Berbagai macam penyebab amonia bisa terakumulasi di dalam kandang, diantaranya seperti:

 

Ventilasi yang kurang tepat

Pada musim penghujan karena khawatir dengan suhu dingin maka pembukaan layar tidak dilakukan. Hal ini menyebabkan konsentrasi amonia menjadi tinggi. Sebaiknya layar dibuka pada kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan, misalnya saat hari siang agak panas dan tidak hujan. Sedangkan pada musim panas ayam akan selalu minum dan menyebabkan litter basah. Litter yang terlalu lembab ini akan menyebabkan produksi amonia menjadi tinggi dan apabila ventilasi buruk maka hal ini akan menyebabkan pernapasan ayam terganggu.

 

Tipe Litter

Banyak bahan yang dipakai untuk litter seperti serutan kayu, kaul, sekam, kulit kacang, dll. Bahan yang umumnya dipakai adalah kaul dan sekam. Fungsi litter salah satunya adalah untuk menyerap air dan mengatur penguapan di dalam kandang. Tipe litter sangat berpengaruh terhadap kadar amonia dalam kandang. Sebaiknya pilih litter yang mudah menyerap dan menguapkan air, tetapi tidak menimbulkan banyak debu.

 

Tatalaksana litter

Menjaga litter tetap kering dengan cara mengganti yang basah, menambah atau mencampur litter dengan yang baru akan menekan konsentrasi amonia. Selain itu penebaran kapur di dalam kandang juga bisa membantu mengurangi kadar air litter.

 

Tipe kandang

Tipe kandang terkadang juga sangat mempengaruhi kadar amonia di dalam kandang. Sebagai contoh tipe kandang tertutup yang mempunyai peluang jauh lebih besar terhadap akumulasi amonia bila dibandingkan dengan tipe kandang terbuka (panggung dan full litter). Sangat baik apabila kandang dengan sistem tertutup dilengkapi dengan fan yang bisa memperlancar sirkulasi udara di dalam kandang, sekaligus juga memberikan kesejukan bagi ayam.

 

Lingkungan (suhu dan kelembapan)

Suhu akan mempengaruhi kelembaban, suhu rendah dan kelembapan tinggi berkorelasi positif dengan kadar amonia di dalam kandang. Lingkungan sekitar yang kurang baik dan kurangnya tiupan angin menyebabkan penguapan dikandang kurang baik dan merupakan penyebab kadar amonia mengingkat.

 

Kepadatan kandang

Keterlambatan pelebaran sekat dalam masa grower akan menyebabkan litter basah dan penguapan terhambat yang otomatis akan meningkatkan kadar amonia. Kepadatan ayam permeter persegi juga berperanan atas kandungan amonia di dalam kandang, semakin tinggi kepadatan ayam semakin tinggi pula kadar amonia. Pengaruh amonia pada kondisi kesehatan ayam adalah dapat mengganggu pernapasan, dari efek yang paling ringan seperti susah bernapas, bersin-bersin sampai pada efek yang berat seperti ngorok, bronchitis bahkan CRD. Bahkan kadang sering juga diikuti oleh infeksi virus ikutan seperti ND dan IB dan infeksi bakteri ikutan seperti Mycoplasma dan E. coli.

Pengendalian amonia intinya adalah pelaksanaan Manajemen Pemeliharaan diterapkan dengan penuh disiplin. Pemberian antibiotik tetracycline, eridoksine, doxicycline, dan lain-lain adalah tindakan berikutnya setelah menyelesaikan akar permasalahan yang menyebabkan amonia tinggi. (wank/berbagai sumber)

Keterangan : Buku pendukung terkait artikel di atas adalah : Buku IOHI & Feed Compandium.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>