Info Iptek: Daur Ulang Limbah Kopi untuk Konsentrat Kambing Perah

kopi untuk konsentrat kambing perah

Daur Ulang Limbah Kopi untuk Konsentrat Kambing Perah

Oleh : Ir. Sjamsirul Alam

Kopi merupakan komoditi perkebunan yang termasuk dalam kategori komoditi strategis di Indonesia, dimana Indonesia merupakan produsen kopi ke-3 di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Indonesia menyumbang sekitar 6% dari produksi kopi dunia dan merupakan pengekspor kopi terbesar ke-4 dengan pangsa pasar 11% di dunia (Raharjo, 2013). Produksi kopi Indonesia telah mencapai 600.000 ton per tahun dan lebih dari 80% berasal dari perkebunan rakyat.

Sementara untuk produksi susu sapi Nasional baru memenuhi 23% dan selebihnya diimpor dari luar negeri. Kebutuhan susu nasional Indonesia tumbuh lebih dari 6% per tahun yang tidak mampu diimbangi kenaikan produksi susu dalam negeri yang hanya 2-3% per tahun, sehingga harga susu terus melambung tinggi. Jadi perlu diimbangi dengan meningkatkan produksi susu selain susu sapi, antara lain susu kambing. (Tiko E. Pramuji, 2016).

Menurut ASPEKPIN (Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia) pada 2016 potensi pasar susu kambing di tanah air sangat besar, mengingat jumlah penduduk sekitar 255 juta jiwa dan diasumsikan sekitar 2% (5,1 juta jiwa), adalah pasar konsumen susu kambing. Selain dari pada itu kesadaran masyarakat untuk meminum susu kambing terutama di kota besar semakin baik.

Problema para peternak kambing perah di pedesaan untuk meningkatkan produksi susunya yang notabene berada di lingkungan perkebunan rakyat seperti perkebunan kopi, ialah tersedianya bahan konsentrat konvensial (dedak, jagung, kedelai dan tepung ikan) yang semakin mahal dan sulit didapat. Limbah kopi yang terdiri dari 48% daging buah dan 2-3% kulit biji memiliki prospek sebagai “penganti konsentrat konvensial” dengan pengolahan tertentu.

 

Manfaat dan Khasiat Susu Kambing

Meski harga susu kambing lebih mahal dari susu sapi, namun kini makin banyak masyarakat yang gemar minum susu kambing, sehingga usaha peternakan kambing perah pun terus berkembang. Perubahan kegemaran masyarakat inipun tidak terlepas dari timbulnya akan keunggulan susu kambing dibanding susu sapi, seperti pada Tabel 1 berikut.

 

Tabel 1: Kandungan Nutrisi Berbagai Susu (Per 100 gram)

Nutrisi

Satuan

Susu Kambing

Susu Sapi

ASI

Air

gram

83,00 – 87,5

87,20

88,30

Karbohidrat

gram

4,60

4,70

6,90

Energi

Kkal

67,00

66,00

69,10

Protein

gram

3,30 – 4,90

3,30

1,00

Lemak

gram

4,00 – 7,30

3,70

4,40

Kalsium (Za)

mg

129,00

117,00

33,00

Phosfor (P)

mg

106,00

151,00

14,00

Zat besi (Fe)

mg

0,05

0,05

0,02

Vitamin A

IU

185,00

138,00

240,00

 Vitamin B (Thiamin)

mg

0,04

0,03

0,01

Vitamin B2 (Riboflavin)

mg

0,04

0,17

0,04

Niacin

mg

0,30

0,08

0,20

Vitamin B 12

mg

0,07

0,36

0,04

Sumber: Balai Penelitian Ternak-Ciawi Bogor (1997).

Ternyata susu kambing mengandung protein, kalsium dan vitamin yang tidak kalah dibandingkan dengan susu sapi dan ASI.

Keunggulan lain susu kambing adalah kandungan laktosa lebih rendah dari susu sapi, sehingga bisa dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap susu sapi (lactosa intolerance), dimana laktosa bisa menyebabkan perut mulas dan sakit.

Susu segar (yang belum dipanaskan) menghasilkan chyme yang bermanfaat membersihkan sel-sel tubuh yang kurang baik, meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma pria, meningkatkan gairah, meningkatkan kerja perut besar menjadi lebih ringan, meredakan depresi dan merangsang kerja otak. Juga susu kambing segar dapat menghilangkan gatal-gatal dan kudis kecil, meningkatkan daya ingat, mengendurkan perut buncit, serta bersifat diuretik yang digunakan untuk pengobatan busung lapar.

Tidak dianjurkan memanaskan/memasak susu kambing karena akan merusak elemen pentingnya, tetapi bila ingin menikmati dalam keadaan hangat yaitu dengan merendam kemasan/wadah berisi susu kambing dalam air panas.

Kadar fluorin dalam susu kambing sangat tinggi yaitu 10-100 kali lebih banyak dari susu sapi, yang merupakan antiseptik alami yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri patogen di tubuh manusia, sehingga ketahanan tubuh lebih prima. Bagi wanita yang meminum susu kambing, mampu menghaluskan kulit terutama kulit wajah, juga dapat mengembalikan zat besi (Fe) yang hilang setelah haid.

 

Potensi dan Proses Pengaruh Pemberian Limbah Kopi

Indonesia memproduksi 600.000 ton kopi per tahun, jadi limbah kopi yang dihasilkan 288.000 ton per tahun (48% dari buah kopi) yang cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai “konsentrat tunggal” kambing/domba yang banyak dipelihara para petani ternak pedesaan, dalam rangka penghematan biaya pemeliharaan dan peningkatan produksi daging dan susunya.

Menurut Guntoro (2012), berdasarkan hasil penelitiannya dari tahun 2001-2006, pemberian limbah kopi olahan terfermentasi pada kambing mampu menunjukkan peningkatan produktivitas yang signifikan (nyata), baik peningkatan pertumbuhan harian maupun produktivitas susunya.

Pada Tabel 2 berikut dapat dilihat pengaruh pemberian limbah kopi sebagai konsetrat tunggal terhadap pertumbuhan anak kambing PE (Peranakan Etawa) umur 0-6 bulan.

 

Tabel 2: Pengaruh Limbah Kopi Terfermentasi Terhadap Pertumbuhan Anak Kambing

PE Umur 0-6 bulan

No

Jenis Pakan

Pertumbuhan Rata2 (gram/ekor/hari)

1

Hijauan Pakan Ternak *)

65

2

Hijauan Pakan Ternak + Limbah Kopi **)

98

3

Hijauan Pakan Ternak + Limbah Kopi + Enzim ***)

120

Sumber: Guntoro (2004).

 

Keterangan:

*)         Hujauan pakan ternak terdiri dari atas dedaunan dari tanaman penaung, gulma atau rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman kopi.

**)       Dosis pemberian limbah kopi terfermentasi sebanyak 100 gr/ekor/hari pada umur prasapih dan 200 gram/ekor/hari pada umur pascasapih.

***)     Dosis pemberian tepung enzim phitase sebanyak 1,5 gram/ekor/hari.

 

Dari Tabel 2 tersebut tampak bahwa pertumbuhan rata-rata kambing PE berumur 0-6 bulan yang hanya mendapatkan hijauan pakan ternak saja, baik melalui induk (0-3 bulan) maupun secara langsung (pascasapih) hanya 64-66 gram/ekor/hari. Tetapi pada kambing PE yang mendapatkan pakan tambahan (konsentrat) berupa limbah kopi terfermentasi sebanyak 100 gram/ekor/hari diperiode prasapih dan pada periode pascasapih sebanyak 200 gram/ekor/hari, diperoleh pertambahan bobot badan (PBB) 95-100 gram/ekor/hari, pertambahan bobot badan ini hampir sama dengan pemberian dedak padi pada dosis yang sama. Bila ditambahkan lagi tepung  enzim phitase dengan dosis 1,5 gram/ekor/hari, maka pertambahan bobot badan akan meningkat lagi menjadi 120 gram/ekor/hari.

Sedangkan pengaruh pemberian limbah kopi terfermenrasi terhadap produksi susu dan pertumbuhan anak  kambing PE, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

 

Tabel 3: Pengaruh Pemberian Limbah Kopi Terfermentasi Terhadap

Produksi Susu dan Pertumbuhan Anak Kambing PE

No

Parameter

Ransum P1

Ransum P2

1

Produksi Susu (ml/hari)

180

900

2

Lama Laktasi (minggu)

10

14

3

Pertumbuhan Anak (gram/ekor/hari)

59

75

Sumber: Guntoro (2006)

Keterangan:

P1:       Ransum hanya diberikan hijauan pakan ternak saja secara ad-libitum.

P2:       Ransum diberikan hijauan pakan ternak (ad-libitum/sekenyangnya) plus limbah kopi

terfermentasi sebanyak 300 gram/ekor induk/hari dan 200 gram/ekor anak/hari.

 

Dari Tabel 3 tersebut tampak bahwa produksi susu kambing PE yang diberi limbah kopi terfermentasi naik drastis 5 kali lipat dibandingkan dengan yang diberikan ransum hijauan saja. Demikian pertumbuhan anak kambing PE naik 1,3 kali lipatnya.

 

Pengolahan Limbah Kopi

Limbah kopi memang memiliki beberapa kelemahan, antara lain cepat busuk (karena kadar air yang tinggi), kandungan gizinya relatif rendah dan dapat mengganggu pencernaan ternak. Maka untuk mengatasi ketiga masalah tersebut, dianjurkan dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum diberikan sebagai “konsentrat” pada ternak dengan melakukan pencacahan dan pengepresan, fermentasi selama 5-6 hari (pada limbah kopi meningkatkan kandungan protein dari 5-6% menjadi 11-13%, serat kasar menurun dari 24-25% menjadi 17-18%, lemak stabil sekitar 1,07%, kalsium sedikit naik dari 0,23% menjadi 0,34%, phosfat stabil 0,02-0,07% dan BETN stabil 0,33-0,36%), dan lakukan pengeringan (2-3 hari) dan penggilingan.

Setelah terbentuk tepung limbah kopi terfermentasi boleh diberikan pada kambing perah prasapih dengan dosis 1,0-1,5% x bobot badan anak/hari dan kambing pascasapih 1,0-1,5% x bobot kambing/hari. Bila hasil fermentasi menunjukkan limbah kopi berbau busuk, berlendir dan berwarna oranye, jangan dipakai sebagai pakan kambing tetapi segera dibuang karena hal ini menunjukkan telah terkontaminasi Aspergillus plavus penyebab penyakit Aflatoxin.

Biasanya hasil fermentasi limbah kopi yang baik permukaannya berwarna kecoklatan atau kehitaman dan berbau manis seperti tape/peuyem. Daging buah kopi diolah basah tahan disimpan hanya satu minggu, tetapi yang diolah kering (tepung limbah kopi) bisa disimpan sampai satu bulan lebih.

Agar kambing perah berselera untuk awal pemberian tepung limbah terfermentasi boleh ditambahkan sedikit garam, cairan gula merah atau tetes tebu sampai kambing terbiasa mengkonsumsinya.

Demikianlah sekilas pembahasan potensi dan daur ulang limbah kopi untuk “konsentrat tunggal” pakan kambing perah. Semoga hal ini menjadi inspirasi bagi para peternak atau calon peternak kambing perah dalam menekan biaya produksi, meningkatkan produksi (daging dan susu) sambil menjaga kelestarian lingkungan dengan mendaur ulang limbah-limbah yang ada.

 (Penulis praktisi peternakan, alumni Fapet Unpad)

Sumber: www.majalahinfovet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>