FOKUS: Pentingnya Model Pemberian Pakan dan Peningkatan Manajemen Pemeliharaan

PAKAN AYAM_2

Pentingnya Model Pemberian Pakan

dan Peningkatan Manajemen Pemeliharaan

Dunia perunggasan tanpa Antibiotic Growth Promoter (AGP) ditambah kasus penyakit yang setiap tahunnya kian beragam, sepatutnya dibarengi dengan manajemen pemeliharaan ternak yang ekstra intensif.

Ancaman kesehatan saluran pencernaan di era bebas AGP, lebih ke arah  disbacteriosis/ ketidakseimbangan flora normal atau  mikroba saluran pencernaan. Disbacteriosis yang semakin parah dipicu banyak faktor yang menyebabkan mudahnya ayam terserang Necrotic Enteritris (NE).

Pelaksanaan manajemen biosekuriti dan program vaksinasasi merupakan bagian tak terpisahkan dari perlakuan atau tindakan supporting lainnya secara cermat. Pemasukan bibit yang baik dari sumber terpercaya, serta pemberian pakan berkualitas menjadi penting untuk diperhatikan.

Dalam segi pemberian pakan, Technical Sales Manager PT Anpario Biotech Indonesia, Drh Mochamat Yulianto Wibowo, mengemukakan model pemberian pakan diantaranya secara ad-libitium, diberi sesering mungkin dalam satu hari, pemberian terkontrol dan tentunya pakan yang diberikan harus berkualitas.

“Pakan pabrikan pasti sudah dibuat dengan pengawasan dan tata cara yang baik, apalagi sekarang harus SNI. Penambahan bahan lain selain pakan misalnya jagung maupun dedak harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai menurunkan kualitas nutrisi yang diterima ayam,” ujar pria yang akrab disapa Ian ini.

Ian menjelaskan, kualitas pakan yang bagus pastinya pakan yang dibuat sesuai dengan CPPB dan SNI seperti yang distandardkan oleh dirjen terkait. Selain itu, proses pemilihan kualitas bahan baku dan imbuhan pakan juga harus diperhatikan.

Penyimpanan pakan sebaiknya diperhatikan temperatur ruang, ventilasi dan tingkat humidity/kelembapan ruang. Selain memastikan pakan tidak ditumpuk langsung di lantai dan pengelolaan first in-first out juga harus diperhatikan. “Apabila pakan disimpan asal-asalan, bahkan antioksidan, anti jamur dan toksin binder dalam pakan tidak akan sanggup men-cover resiko yang ditimbulkan oleh lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur dan pembusukan,” jelasnya.

Selain faktor pemberian pakan berkualitas, Ian menekankan, penggunaan obat antibiotika dan antikoksidia serta vitamin melalui air minum harus dengan dosis tepat atau tidak berlebih kemudian diaplikasikan pada saat yang tepat dan dengan penuh tanggung-jawab.

Sebuah keniscayaan, peternak meningkatkan kualitas manajemen pemeliharaan sebisa mungkin semakin menuju closed house yang baik, menerapkan biosekuriti yang ketat, serta program vaksinasi yang tepat.

Menurut Ian, biosekuriti sangat penting mengingat salah satu pintu terdepan untuk mencegah penyakit datang. Hal-hal mengenai cara biosekuriti yang selama ini diterapkan bisa di evaluasi lagi agar tidak salah kaprah dan bisa maksimal hasilnya.

 

Komponen Biosekuriti

Pada kesempatan lain, Dr Marcelo Paniago, Director Veterinary Services Ceva Animal Health Asia, mengemukakan, vaksinasi, pengobatan dan manajemen pemeliharaan yang baik merupakan beberapa tindakan yang dilakukan untuk pencegahan dan penanganan penyakit. “Selain ketiga hal tersebut, tindakan penting lain yang harus dilakukan adalah biosekuriti,” kata Marcelo ditemui Infovet saat acara Chick Day ke-8 beberapa waktu lalu.

Penerapan biosekuriti yang ketat dan berkelanjutan sangat menentukan keberhasilan pengendalian penyakit. Marcelo menegaskan, biosekuriti bukan hanya sekadar desinfeksi/penyemprotan. Dalam budidaya unggas biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan.

Marcelo menyebutkan lima kunci komponen dalam program biosekuriti, antara lain isolasi, sanitasi, vaksinasi, auditing dan monitoring.

 

  1. 1.    Isolasi

Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Manajemen peternakan memiliki peran penting dalam penerapan isolasi, contohnya dalam pemisahan area bersih (wilayah yang harus terjaga dari kemungkinan penularan penyakit) dan kotor (wilayah yang kemungkinan banyak cemaran bibit penyakit).

Penerapan isolasi lainnya yaitu penetapan akses karyawan atau pengunjung yang boleh masuk ke area farm, pembatasan kendaraan yang masuk ke dalam lingkungan kandang, penerapan one age farming pada farm ayam layer atau penerapan pemeliharaan ayam broiler sistem all in all out.

Upaya pengaturan lalu lintas orang, peralatan, barang atau kendaraan tamu agar tidak menyebarkan bibit penyakit masuk ke dalam peternakan. Pengaturan lalu lintas ini berarti mengatur kapan DOC/ bibit, pakan, sapronak (obat, vaksin, peralatan peternakan), litter/ sekam masuk ke dalam farm.

  1. 2.    Sanitasi

Sanitasi merupakan tindakan untuk membunuh patogen atau bibit penyakit dengan penyemprotan kandang menggunakan desinfektan. Kegiatan lain yang merupakan sanitasi, seperti sebelum pekerja/tamu masuk ke dalam kandang mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan baju khusus untuk bekerja, menggunakan alas kaki (sepatu boots) khusus untuk masuk ke dalam kandang, celup alas kaki dalam desinfektan.

Guna mengoptimalkan hasil desinfeksi, peternak harus melakukan pembersihan (cleaning). Pembersihan ini menghilangkan zat atau material asing yang menempel atau berada di kandang. Sebagai contoh debu, tanah, litter yang menempel di lantai kandang, materi-materi organik seperti feses, darah, dan mikroorganisme.

Pendukung desinfeksi lainnya yaitu dosis pemakaian desinfektan harus tepat. Jumlah larutan harus disesuaikan dengan luasan kandang dan waktu kontak desinfektan harus sesuai, karena akan mempengaruhi desinfektan dalam membunuh bibit penyakit.

  1. 3.    Vaksinasi

Umumnya, vaksinasi memiliki tiga tujuan utama yaitu memberikan perlindungan pada ayam, mempunyai kemampuan untuk menembus maternal antibodi pada kadar yang tinggi sehingga memberikan perlindungan sebelum terjadi kontaminasi dan mempunyai kapasitas penyebaran yang baik sehingga semua ayam akan tervaksinasi.

Prinsip dari vaksinasi harus semudah mungkin dengan memberikan proteksi yang maksimal. Tiga poin yang harus diperhatikan dalam vaksinasi adalah cara penanganan supaya stres ayam tidak terlalu tinggi, secara otomatis berhubungan dengan biaya, dan yang terpenting dari vaksinasi adalah kekebalan jangka panjang.

  1. 4.    Auditing

Proses audit adalah evaluasi dari suatu organisasi, sistem, proses, proyek, atau produk. Audit diadakan untuk menunjukkan validitas dan reabilitas dari suatu informasi sekaligus untuk menyediakan suatu akses dari sistem kontrol internal.

Audit reguler adalah bagian kunci dari biosekuriti, karena membantu mengidentifikasi kelemahan program yang diterapkan dan akibatnya memungkinkan manajer untuk mengatur tindakan untuk memperbaiki prosedur saat ini.

Penilaian harus mencakup peternakan breeder dan semua yang terkait kegiatan yang dapat mempengaruhi biosekuriti seluruh sistem produksi seperti hatchery, pabrik pakan, sistem transportasi, laboratorium, dan lain-lain. Apabila dijumpai kesalahan dalam aplikasi, perusahaan harus menunjukkan kesediaan untuk mengatasi permasalahannya.

  1. 5.    Monitoring

Tujuan utama monitoring adalah mengevaluasi keefektifan program biosekuriti di peternakan. Pemantauan rutin ini menilai keefektifan program vaksinasi dan pemberian vaksin dengan mengevaluasi respon imun pada unggas. Jika memungkinkan disusun pengaturan Langkah-langkah untuk mengatasi masalah sanitasi.

 

Sejatinya, biosekuriti merupakan perubahan kebiasaan karena peralatan dan bahan yang digunakan dalam penerapan biosekuriti telah tersedia. Sekarang, tinggal seluruh elemen peternakan mau menerapkan prinsip-prinsip biosekuriti secara sederhana namun konsisten (terus menerus) dan disiplin. (NDV)

Sumber: www.majalahinfovet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>