FOKUS: Mencegah Wet Dropping Itu Penting

Cover Buku PANDUAN BIOSEKURITI PETERNAKAN UNGGAS 2019 Display

Mencegah Wet Dropping Itu Penting

Beternak memang susah-susah gampang, sebab beternak bukan sekedar memberi pakan, budidaya dan panen. Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam beternak, khususnya unggas. Terlebih lagi bila ayam mengalami gangguan kesehatan yang sifatnya hanya suatu gejala seperti wet dropping. Bingung pasti dibuatnya, namun begitu investigasi mendalam terkait kasus wet dropping memang mutlak dibutuhkan.

 

Investigasi Secara Menyeluruh

Pakan, pasti hal ini yang pertama kali menjadi kambing hitam ketika wet dropping terjadi. memang di lapangan faktanya ada saja kasus wet dropping karena ketidakcocokan pakan atau kualitas pakan, namun sekali lagi penulis tegaskan bahwa jangan langsung berkesimpulan bahwa pakan dengan merk tertentu menyebabkan wet dropping bahkan diare.

Terkait kualitas pakan, memang penting menjaga kualitasnya dan setiap pakan yang dihasilkan pastinya sudah melalui serangkaian proses yang tentunya terstandar dan memenuhi GMP (Good Manufacturing Practice). Proses quality control dan quality assurance pun sudah pasti dilakukan oleh produsen pakan, karena kualitas yang baik akan sangat berarti bagi peternak dan produsen.

Yang perlu diwaspadai adalah pakan dengan racikan sendiri (self mixing). Bukannya penulis memiliki tendensi tertentu terhadap produsen pakan, fakta di lapangan yang kerap terjadi pada suatu peternakan self mixing apalagi skala kecil, proses pencampuran pakan justru bisa dibilang ala kadarnya.

Setelah proses mixing jarang atau hampir tidak ada pengecekan kualitas, baik dari segi nutrisi maupun kualitasnya. Tentunya ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya kasus wet dropping. Namun tidak semua peternak self mixing berkualitas buruk, ada juga yang sudah menerapkan GMP dalam memproses pakan yang digunakan. Bahkan beberapa peternak self mixing Indonesia juga sudah tidak diragukan kepiawaiannya dalam memformulasi pakan.

Private poultry farm consultant, Tony Unandar, kerap kali menyebutkan bahwa dalam mengidentifikasi suatu masalah harus secara menyeluruh, apapun masalah yang ada di kandang. Dalam kasus wet dropping hal sederhana yang dapat dilakukan yakni mengecek feses ayam, perubahan-perubahan yang terjadi pada feses dapat menjadi indikasi suatu penyakit, baik infeksius maupun non-infeksius.

Selain pemeriksaan feses, jika dirasa ada dugaan terjadi ketidakcocokan pakan, jangan segan memeriksa kualitas pakan dari segi nutrisi dan kualitasnya ke laboratorium yang independen. Dengan begitu akan terjawab pemicu terjadinya wet dropping.

Selain pakan, kualitas air minum juga harus dicek. Dalam air bisa saja terdapat bakteri-bakteri patogen yang menyebabkan penyakit dengan menujukkan gejala klinis diare. Oleh karenanya, selain mengecek kualitasnya, jangan lupa pipa dan segala seusatu yang berhubungan dengan air minum dibersihkan secara rutin untuk memperkecil kemungkinan penyakit. Pada sistem nipple, periksa pula fungsi nipple berjalan baik atau tidak, karena walaupun tidak berhubungan dengan wet dropping, nipple yang bocor akan memperparah tingkat kebasahan sekam akibat wet dropping.

Jangan pula lupakan pengaturan ventilasi kandang. Apalagi ketika musim kemarau panjang, apabila peternak lalai dalam mengatur dan memanipulasi ventilasi terutama kandang terbuka, heat stress akan terjadi. Ayam yang kepanasan akan cenderung lebih banyak minum ketimbang makan, sehingga kandungan air dalam fesenya pun akan meningkat dan menyebabkan wet dropping.

 

Setelah Kausa Diidentifikasi

Setelah mengidentifikasi secara mendalam dan menyeluruh, tentunya akan diketahui inti permasalahan yang menyebabkan wet dropping. beberapa hal yang bisa dilakukan setelah masalah diketahui diantaranya:

  1. Bila karena heat stress, berikan larutan elektrolit yang mengandung Na, K dan Cl, nutrisi ini diperlukan untuk menstabilkan nilai DEB (Dietary Electrolyte Balance). Jika melalui pakan bisa ditambahkan sodium bikarbonat. Pemberian senyawa bikarbonat dan acidifier akan meringankan efek stres akibat panas. Jangan lupa berikan suplai asupan vitamin C, karena vitamin C diketahui dapat mereduksi heat stress. Selain itu untuk mengurangi sekresi urin yang menyebabkan wet dropping bisa diberikan sodium humate. Mekanisme kerja dari sodium humate ini untuk memperlambat gerak peristaltik usus, sehingga penyerapan air dalam saluran pencernaan lebih optimal.
  2. Bila faktor nutrisi pakan yang menjadi masalah, disarankan mengubah konsep formulasi (self mixing). Misalnya mengurangi kandungan protein kasar namun rasio asam amino tetap dijaga pada level yang sama, sehingga pada kondisi ini peternak akan memakai lebih banyak asam amino sintetis pada formulasi. Ada juga yang menambahkan minyak kelapa sawit (CPO) pada formula yang dibuat. Kata kunci dari konsep formulasinya yaitu menurunkan efek dari “heat increment”.
  3. Apabila terjadi akibat kandungan NSP yang tinggi (mannan, xylan dan lain-lain) berikan enzim NSP-ase seperti xylanase, β-mannanase dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memecah NSP dan mengurangi kejadian wet dropping.
  4. Penggunaan zat seperti zeolite, bentonite, humarate dan lain sebagainya yang bersifat mengikat air pada kasus wet dropping juga harus diperhatikan dosis maupun pengunaannya. Karena zat-zat tadi bukan hanya mengikat dan menyerap air, namun beberapa zat juga dapat menyerap zat nutrien. Oleh karena itu pertimbangkan baik-baik penggunaannya.

 

Pakan terapi digunakan ketika wet dropping atau diare berhubungan dengan kasus yang erat kaitannya dengan infeksi mikroba patogen. Jangan lupa memperhatikan dosis antibiotik yang digunakan, serta kapan harus berhenti menggunakan pakan terapi tersebut. (CR)

Sumber: www.majalahinfovet.com & Buku BIOSEKURITI PETERNAKAN UNGGAS (GITA PUSTAKA)

Harga buku : Rp. 100.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat:
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>