Motivasi: Menggali Berlian di Kebun Sendiri

Motivasi, kepemimpinan ,motivasi, pemikiran positif, tanggung jawab, tindakan

Menggali Berlian di Kebun Sendiri

Berharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan ~Pepatah

Alkisah, seorang petani di Afrika mendengar kabar tentang beberapa orang yang kaya mendadak setelah menemukan tambang berlian. Berita itu sangat menginspirasi dirinya untuk ikut berkelana mencari tambang berlian. Setelah menimbang, ia putuskan untuk menjual lahan pertaniannya dengan harga yang cukup murah. Dalam hatinya, ia berharap akan mendapatkan hasil yang lebih banyak dari berlian yang akan ditemukan.
Begitu ladangnya laku, sang petani segera pergi mengembara untuk meraih impiannya, menjadi orang kaya karena tambang berlian.
Sementara itu, suasana gembira melanda si membeli lahan milik petani. Ia merasa sangat senang karena mendapatkan harga lahan pertanian subur yang cukup murah. Tak hanya itu, rejeki nomplok yang datang ternyata belum berhenti.
Suatu hari, ia menemukan sebongkah batu besar di salah satu sudut sungai yang mengalir di lahan yang sudah ia miliki itu. Ternyata, di dalam batu itu ditemukan berlian yang berharga sangat mahal. Dengan penasaran, ia pun berkeliling lahan pertanian dan menemukan lebih banyak sekali batu besar yang serupa, mengandung berlian. Dari lahan pertanian yang dibelinya dengan harga murah itu, ia menjadi kaya raya. Ternyata, di sanalah salah satu tambang berlian terbesar di dunia berada.
Lalu, bagaimana dengan nasib si petani?
Dalam pengembaraannya, ia menyadari bahwa mendapatkan berlian tidak mudah. Apalagi ia sama sekali belum berpengalaman menggali tambang berlian. Bekal persediaan dari hasil menjual lahan pertanian semakin menipis. Hingga puncaknya, ia merasa sangat sedih dan putus asa, lalu memutuskan melompat ke sebuah sungai yang dalam dan berarus deras. Hasrat dan cita-cita sang petani pun tenggelam bersama tubuhnya.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Earl Nightingale—yang mempopulerkan kisah ini—mengatakan bahwa sang petani sebenarnya sudah memiliki lahan tambang berlian berhektar-hektar. Namun sayangnya, ia mengira bahwa tambang berlian harus dicari nun jauh di sana. Seandainya ia mau meluangkan waktu untuk belajar mengenal ciri-ciri tambang berlian, ia tentu bisa menambang kekayaan dengan menambang berlian dari ladangnya sendiri.
Earl Nightingale menambahkan bahwa—sejatinya—kita saat ini sedang berdiri di atas berhektar-hektar tambang berlian milik kita masing-masing. Jika saja kita memiliki kesadaran dan kebijaksanaan untuk mengeksplorasi pekerjaan yang sedang kita lakukan masing-masing, niscaya kita dapat menemukan kekayaan yang kita cari, baik berupa kekayaan finansial, kekayaan non finansial, atau pun kedua-duanya.
“Sungguh menyedihkan, melihat orang yang menyia-nyiakan hidupnya. Berlari dari satu hal ke hal lain hanya untuk melakukan sesuatu yang ternyata tidak bermanfaat untuk mengembangkan dirinya,” ujar Earl Nightingale.
Melihat peluang emas tidaklah dengan cara langsung melihat ke luar. Langkah yang harus dilakukan di awal justru meneliti di dalam diri kita, lingkungan kerja, atau bisnis kita sendiri. Banyak orang yang membuka bengkel mengira bahwa untung dari jualan bakso lebih besar. Sebaliknya, tukang bakso mengira membuka bengkel lebih besar untungnya. Padahal yang menjadi pokok masalah adalah cara mengembangkan bisnis agar lebih menghasilkan.
Mereka yang tak fokus pada satu kegiatan akan kehilangan banyak waktu untuk berprestasi. Mereka tidak memahami bahwa untuk menampilkan prestasi terbaik dalam bidang apapun membutuhkan waktu, yaitu untuk mengasah keahlian hingga tajam selayaknya mengasah pisau.
“Apa yang Anda impikan sangat mungkin berada di tempat Anda bekerja saat ini. Namun, karena tidak sabar, Anda memutuskan untuk mengembara dan ternyata tidak mendapatkan apa-apa,” kata Earl mengingatkan para karyawan yang sering bosan dan mengira harus segera ke pekerjaan lain demi meraih yang lebih baik.
Apapun tujuan Anda, jalan kesuksesannya mungkin berada di tempat yang sedang Anda kerjakan saat ini. Apapun pekerjaan atau bisnis kita saat ini, kitalah manajernya. Jika tampak tak ada peluang masa depan yang gemilang, mungkin karena kita belum melihat letak peluangnya.
Perlu dipahami, peluang besar ibarat tambang berlian yang tidak tampak seperti berlian di pasaran. Sama halnya jika kita mencari bijih besi, bentuknya tidak berupa batangan besi. Begitu juga peluang yang kita cari. Ia bisa saja bersembungi dalam bentuk yang berbeda dan baru akan menjadi peluang besar ketika sudah digali, diolah, dan dikemas.
Oleh karenanya, mulai saat ini, lihatlah lebih jeli ke dalam diri Anda sendiri. Bisa jadi, jalan untuk meraih impian Anda selama ini akan ditemukan lewat bakat yang selama ini Anda abaikan. Bisa jadi pula lewat pekerjaan Anda yang terasa membosankan. Luangkan waktu untuk merenung dan berimajinasi. Lantas, cobalah bertanya kepada orang yang lebih paham dan berpengalaman agar mendapatkan informasi yang lebih akurat dan independen.
Pelajaran dari sang petani Afrika, “Jangan menjual lahan sendiri demi mendapatkan berlian di tempat lain, padahal tambang berlian itu ‘sudah ada’ di lahan milik kita sendiri”.***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Aris : 0856 1555 433
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat :
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Koleksi Buku GITAPustaka juga kini tersedia di BUKALAPAK (https://www.bukalapak.com/u/gitapustaka?from=dropdown)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>