Mencabut Gulma di Kebun Sukses

Motivasi, kepemimpinan ,motivasi, pemikiran positif, tanggung jawab, tindakan

Mencabut Gulma di Kebun Sukses

Jika kita menanam padi, biasanya akan tumbuh rumput liar. Namun, jika kita menanam rumput, tak akan tumbuh tanaman padi” ~ Pepatah

 

Saat menghadiri ulang tahun Bina Swadaya—belum lama ini—saya diberi oleh-oleh buku dari penerbit Kanaya Press berjudul Secangkir Kopi Manis, karya Andy Yuseno. Di dalamnya, ada satu bab yang sangat pas sekali dengan apa yang sedang saya cari sebagai bahan artikel rutin bulanan, yaitu hambatan sukses.

Saya pun teringat dengan sebuah peribahasa, “Jika kita menanam padi, biasanya akan tumbuh rumput liar. Namun, jika kita menanam rumput, tak akan tumbuh tanaman padi”. Maknanya, jika kita menanam kebaikan, mungkin saja mendapatkan timbal-balik yang kurang baik bagi diri kita. Namun, menanam keburukan tak akan menghasilkan kebaikan.

Andy Yuseno tidak membahas perumpamaan ini dalam konteks perbuatan baik dan buruk, melainkan merangkai soal tanaman ini sebagai perumpamaan dalam meraih kesuksesan. Anda yang punya hobi atau pekerjaan berkebun pasti paham bahwa dalam setiap periode diperlukan aktivitas mencabut gulma. Tanaman-tanaman pengganggu itu perlu disingkirkan agar tanaman utama dapat tumbuh dengan optimal. Jika kita menanam tanaman buah dan membiarkannya tumbuh alamiah, yang mungkin terjadi adalah kebun dipenuhi tanaman liar. Bukan hanya menurunkan potensi tanaman utama, gulma dapat menguasai kebun dan tanaman utama justru tidak tumbuh.

Begitu pula dengan kita yang sedang berusaha mencapai tujuan tertentu. Ketika tengah bertumbuh untuk meraih impian, di lingkungan kita akan tumbuh pengganggu yang bisa menggerogoti semangat. Energi kita dapat tersedot untuk memikirkan banyak opini-opini pengganggu yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan.

Gulma pengganggu di kebun sukses terdiri dari beberapa kelompok, yaitu kelompok yang selalu negatif terhadap apapun yang kita lakukan, kelompok sikap iri, kelompok penentang keputusan, kelompok pencibir, serta sikap internal kita sendiri yang ikut menghambat pertumbuhan secara tidak sadar.

Banyak orang mengira bahwa faktor luar sangat penting dalam membangun kesuksesan. Padahal justru faktor internal yang sangat berperan. Gulma penghambat sukses yang terbesar adalah dari diri sendiri. Apa saja? Berikut di antaranya.

Pertama, rasa takut. Rasa takut bermacam-macam, bisa berupa takut ditolak, takut gagal, atau rasa takut yang muncul tanpa alasan jelas. Ketidakyakinan terhadap kemampuan diri sendiri akan membuat Anda memilih untuk tidak berbuat. Pemikiran seperti ini akan menghambat kesuksesan karena Anda tidak memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk meraihnya.

Jika percaya bahwa Anda harus melakukan sesuatu secara sempurna, berikan tekanan yang besar kepada diri sendiri. Untuk mengatasi rasa takut, mulailah dengan mengakui bahwa ada rasa takut dalam diri Anda. Selama ada di dalam alam bawah sadar, rasa takut itu mempunyai kekuatan untuk melumpuhkan. Oleh karena itu, kenali sumber-sumber keresahan Anda secara sadar. Cobalah untuk berbicara dari hati ke hati dengan seorang teman atau keluarga, yang mengetahui cara mengatasi hambatan emosionalnya sendiri.

Kedua, pikiran negatif. Pikiran yang menyakitkan bisa menghambat. Tanpa sadar, kita—mungkin—sering mengirimkan begitu banyak pesan negatif kepada diri sendiri. “Saya kurang pandai”, “Saya tidak pernah bisa membuat keputusan yang baik”, dan banyak contoh lainnya. Cobalah mengamati pikiran-pikiran negatif Anda, lalu tuliskan. Selanjutnya, mintalah para teman dan kolega untuk membahas hasil tulisan tersebut. Lakukan analisis terhadap pesan dan saran yang ada. Dengan memahami pesan-pesan tersebut, Anda akan mulai mengubah cara berpikir dan bertindak. Jika suatu saat Anda gagal, jangan mencaci-maki diri sendiri. Lebih baik, pikirkan sisi lain dari ketidakberhasilan anda. Bisa jadi, di satu sisi Anda gagal, di sisi lain ada keberuntungan yang tanpa sadar sudah Anda raih. Cari dan ambil positifnya.

Ketiga, rasa kewalahan. Anda bisa saja menyerah ketika merasa kewalahan. Namun, sikap menyerah bisa dihindari dengan mengatasi setiap masalah selangkah demi selangkah. Jangan biarkan kesulitan mengintimidasi Anda. Dengan membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil, masalah bisa diselesaikan dan mendatangkan banyak kesuksesan. Banyaknya kesuksesan—dari masalah-masalah yang sudah diperkecil itu—akan memotivasi Anda untuk terus bergerak maju.

Keempat, kebiasaan menunda. Menunda pekerjaan atau tugas adalah hambatan terbesar untuk meraih kesuksesan dalam bidang apapun. Mungkin, Anda harus membayar mahal untuk akibat yang ditimbulkannya. Rasa takut mengerjakan suatu tugas menghabiskan lebih banyak waktu dan energi, dibandingkan waktu dan energi untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Kelima, kurang fokus. Kita menjadi mudah tergelincir jika tujuan yang akan dicapai diganggu oleh tujuan lain yang sekilas lebih menarik. Oleh karena itu, ingatlah selalu tujuan Anda secara periodik. Jika perlu, setiap hari! Dengan cara ini, motivasi untuk mengatasi gangguan atau kesulitan yang harus dihadapi akan selalu terjaga sepanjang pertumbuhan sukses Anda.

Jadi, saat membangun “kebun kesuksesan”, sering-seringlah mencabut gulma. Niscaya, kebun sukses Anda akan tumbuh subur dan berbuah kebaikan bagi orang banyak.***

Sumber : Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Aris : 0856 1555 433
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat :
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

Koleksi Buku GITAPustaka juga kini tersedia di BUKALAPAK (https://www.bukalapak.com/u/gitapustaka?from=dropdown)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>