Info Iptek: BIOSECURITY BUKAN OBAT SETAN

Iklan Biosekurity Bukan Obat Setan Untuk web

BIOSECURITY BUKAN OBAT SETAN

(( Benarkah aspek-aspek penanganan produk untuk biosecurity yang harus diperhatikan telah diabaikan? Apapun adanya, semua itu berbahaya bila tidak ditangani secara benar, namun bermanfaat besar bila penanganannya tepat. Begitulah biosecurity. ))

Di Blitar yang sentra peternakan ayam petelur nasional, biasanya pikiran orang tentang suatu obat untuk kasus penyakit, yang penting obat sesuai kasusnya, tanpa tahu dan menanyakan kandungannya. Maka untuk obat semprot bahkan ada istilah setempat untuk obat yang bersifat demikian sebagai “Obat semprot setan.”

Itulah pengalaman Technical Advisor Zoetis Blitar Jawa Timur Drh Henri Ahadianto yang diungkap kepada Infovet. Bahkan, katanya, soal fungsi sesungguhnya pun acap tak ditanyakan secara teliti. Yang penting, obat. Peternak minta obat, maka dapat obat!

Kasus tersebut termasuk juga soal formalin untuk desinfeksi, dalam rangka biosecurity. Ada yang menerapkan penggunaan formalin dengan cara disemprot. “Padahal harusnya diuap,” katanya.

Dengan demikian aspek-aspek desinfeksi yang harus diperhatikan telah diabaikan. Aspek itu adalah memilih, menggunakan, kemananannya, pendokumentasiannya. Pemilihan apa sesuai dengan peraturan yang berlaku. Soal meregister, sesungguhnya sebuah produk tidak bisa dipakai untuk mengatasi semua masalah. Jadi harus terpilih dan tepat!

Tidak berhenti di situ, selanjutnya merembet pada keselamatan kerja. Masih banyak yang belum menggunakan masker, sarung tangan. Ada gangguan keselamatan kerja yang sifatnya langsung atau penyakit akibat kerja yang muncul sesudah pensiun. Sangat terkait dengan yang dilakukannya setiap persiapan kandang dan pemeliharaan ayam sesudah chick in.

Merembet dan meluas, oleh FAO (Food and Agriculture Organization, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) industri peternakan ditengarai sebagai ujung tombak ke tiga penyebab pemanasan global (global warming), akibat emisi gas CO2 dan gas methan. Air dari peternakan yang masuk lingkungan mengandung nutrisi penyebab karogen, banyak bahan terbabat karena harus membuka peternakan masuk ke dalam, dan lain-lain pencemaran dan permasalahan.

 

Manfaat Biosecurity

Berbahaya bila tidak ditangani secara benar, bermanfaat besar bila penanganannya tepat. Itulah biosecurity.

Diungkap Drh Henri Ahadianto, formalin setelah dipasarkan harganya cenderung mahal. Padahal khasiatnya tidak mengakibatkan karat pada peternakan tertutup. Desinfektan Iodine cenderung tidak digunakan pada closed house tersebut. Karena dapat mengakibatkan karat maka sebagai gantinya digunakan formalin.

Kita tahu bahwa formalin sebagai virusid dapat menginaktivasi virus dengan konsentrasi 2 persen. ADBAC 0,6 persen dapat digunakan sebagai desinfektan kandang, peralatan, dan lain-lain.

Ya, penggunaan desinfektan untuk kandang –termasuk feses unggas– sangatlah penting untuk biosecurity. Di antaranya memotong mata rantai penularan virus AI.

Contoh lain dari desinfektan adalah Kaporit (Kalsium hipoklorit/CaCOCl2) yang dapat mematikan bakteri, ragi, jamur, spora dan virus. Asam hipoklorit (HOCl) yang terbentuk dari reaksi antara Kalsium Hipoklorit dengan air merupakan substansi yang mematikan mikroorganisme.

Bukankah semua itu penting untuk diketahui secara tepat kandungan isi, faedah dan tata cara penggunaannya, agar dapat diterapkan secara tepat?

Drh Leo Sudilaksono dari CV Lintang Sejahtera Blitar Jawa Timur mengungkap kepada Infovet, perusahaannya melayani kebutuhan biosecurity peternakan dengan desinfektan empat jenis bahan yaitu glikodehid, BKC, Isoproponil dan formaldehid.

Dengan pencelupan kaki dan penyemprotan terbukti faedahnya. Parasit lalat, kutu dan ketidaksinkronan kompleks biang pembawa penyakit yang lain dapat ditekan.

 

Keamanan

Mau meneruskan biosecurity tanpa tepat penanganannya? Atau menjaga keamanannya agar biosecurity benar-benar bermanfaat?

Keamanan penggunaan produk-produk buat biosecurity, jangan dikira suatu perkara kecil. Makanya pada suatu produk desinfektan pada kemasannya acap diberi tanda silang, disertai pesan supaya berhati-hati, cara aplikasi yang benar, bahkan sampai detail diungkap cara menuang cairan desinfektan harus secara pelan-pelan, cara melarutkannya dalam air, dan sebagainya.

Namun Infovet menjumpai ada pihak yang merasa direpotkan dan ditakut-takuti dengan adanya tanda silang dan tengkorak manusia pada suatu kemasan produk. “Kalau ditakut-takuti bahayanya, bagaimana peternak mau menggunakannya? Baru lihat tanda dan gambarnya saja takut!”

Itulah persepsi yang sebetulnya tidak perlu ada. Karena dengan tanda peringatan ini si pengguna desinfektan akan berhati-hati dan diamankan dirinya terhadap kemungkinan kekeliruan dan kecelakaan kerja yang mencelakakan diri!

Demikian kata narasumber Infovet yang tidak bersedia disebutkan namanya. Bahkan, katanya, keterangan yang diperlukan itu juga dapat memberi petunjuk apakah tempat cairan desinfektan itu kalau sudah kosong bersifat aman dibuang dan tidak merusak lingkungan. Yang terakhir ini juga syarat terhadap suatu produk yang memenuhi kaidah hazard atau bahaya!

Dengan demikian peternak pengguna produk desinfektan untuk biosecurity harus tahu tentang semua hal terkait produk. Isinya bahaya atau tidak. Kalau bahaya, bagaimana penanganannya! Bahkan ada yang tidak tanggung-tanggung soal penanganan produk yang menimbulkan panas, harus memakai masker kaca pengaman dan sarung tangan, misalnya.

Kasus-kasus kecelakaan kerja dalam biosecurity di lapangan, jelas terkait dengan kedisiplinan tata cara kerja. Untuk menuntun ke arah disiplin itulah maka pada produk-produk desinfektan guna biosecurity dicantumkan tanda peringatan pada produk. Maka semua produk tersebut harus dipastikan 100 persen zero incident, 100 persen zero accident, dan 100 persen memenuhi syarat!

 

Harus Ada Polisi

Jelas ada profesional yang menjalankan peran ini, yang dapat dikata merupakan “polisi” keamanan produk. “Polisi ini bertugas memastikan bahwa produk (barang) itu aman dari hulu ke hilir bahkan sampai ke limbahnya,” kata narasumber Infovet tersebut.

Selebihnya “polisi” itu dapat berada di instansi pemerintahan terkait. Konkritnya soal produk desinfektan ya Kementerian Pertanian yang sekaligus mengatur regulasinya. Pada perusahaan “pemilik produk” juga ada “polisinya”, penjaga keamanan produk dan regulasi dengan sebutan apapun tergantung masing-masing perusahaan.

Di level peternakan, “polisi” akan mengontrol pendampingan guna persiapan kandang (chick in) yang baik, pemakaian desinfektan yang tepat di kandang, tidak over spray yang tidak dibutuhkan untuk menggunakan antibiotik.

 

Rantai Sukses yang Sederhana

Untuk mengubah produk-produk biosecurity dan penerapannya bukanlah “produk setan” sebenarnya kita dapat belajar dari contoh sederhana. Adalah Drh Joko Surono dari Peternakan Ayam Hajar Satwa Sentosa Solo yang memberikan contoh.

Dituturkannya kepada Infovet, biosecurity yang dilakukan di kalangan peternak menurut ada yang dilakukan secara (agak) tradisional dan ada yang modern. Yang tradisional misalnya pada penggunaan tempat air minum dengan paralon bekas. Dengan tuntutan, peternak harus rajin membersihkan.

Hal ini berbeda dengan biosecurity yang lebih modern, misalnya dengan alat minum modern dengan nipple. Yang memakai nipple ini rata-rata peternakan yang lebih besar. Bersih tidaknya tempat minum yang sangat menentukan penularan penyakit melalui air dari satu ayam ke ayam lain.

Biosecurity dengan desinfeksi pada paralon bekas dan pada nipple jelas beda. Juga dari segi ketelitiannya. Meski beda, kedua-duanya dapat diterapkan! Sudah tentu dengan memenuhi syarat kehati-hatian dan keamanan.

Hal tersebut analog dengan semua perlakuan terhadap produk obat, alat dan sebagainya yang harus digunakan dalam biosecurity. Masing-masing ada rambu-rambunya.

Tak berlebihan, perusahaan berkewajiban memberitahukan kepada karyawannya tentang bahaya apa saja yang ada dalam pekerjaannya. Karyawan harus dilatih cara melakukan tindakan pencegahan dan penyelamatan diri. Itu adalah kewajiban pengusaha dan hak karyawan. (Yonathan)

Sumber: www.majalahinfovet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>