FOKUS: Ventilasi Nyaman, Produksi Aman

Ventilasi Nyaman, Produksi Aman_2

Ventilasi Nyaman, Produksi Aman

((Udara merupakan salah satu elemen alam yang juga berpengaruh dalam budidaya unggas. Apabila sirkulasi udara dalam kandang baik, maka ayam akan mendapat kenyamanan.))

Mahluk hidup butuh bernafas agar tetap hidup, termasuk hewan ternak terutama ayam broiler. Wajib hukumnya dalam suatu kandang memiliki sirkulasi udara yang mumpuni dalam menunjang daya hidup dan performa penghuninya. Oleh karenanya, butuh trik tertentu agar tercipta sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, apalagi di Indonesia yang mayoritas kandang ayam berupa open house system (kandang terbuka).

 

Pahami Konstruksi Kandang

Mayoritas peternak Indonesia menganut “mazhab” kandang tiper terbuka, baik tipe kandang postal maupun panggung. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, Namun begitu, konstruksi kandang harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Prinsip pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan dapat memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang. Oleh karena itu, konstruksi kandang tidak boleh “sembrono” dan “setengah-setengah”.

Kandang harus kuat terhadap terpaan angin dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu, perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk. Disamping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, tetapi bukan “murahan”. Artinya, membangun kandang hendaknya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di daerah setempat tanpa mengurangi kekuatan kandang.

Boedi Poerwanto, praktisi perunggasan senior sekaligus General Manager Operation and Production Poultry Division Indofood, mengungkapkan, kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ayam harus memenuhi beberapa macam syarat. “Kandang itu rumah bagi ayam, jadi jika kita membangun rumah asal-asalan, lalu penghuninya tidak nyaman, maka kualitas hidupnya juga enggak nyaman. Nah maka itu harus diperhatikan cara membuatnya,” ujar Boedi kepada Infovet.

Menurut dia, dalam suatu konstruksi kandang ayam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

  1. Arah kandang membujur dari barat-timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup, tetapi tidak langsung mengenai ayam. Posisi kandang yang membujur dari utara-selatan akan mengakibatkan cahaya matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang. Jika matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang, suhu kandang menjadi tinggi serta akan menyebabkan “kepadatan semu”. Kepadatan semu adalah kondisi ayam yang mengumpul di salah satu sisi kandang yang tidak terkena matahari langsung. Kondisi ini biasanya terjadi pagi dan sore hari ketika matahari masuk ke dalam kandang. Akibat dari kepadatan semu adalah suhu dan gas beracun di salah satu sisi kandang meningkat karena kepadatan menjadi tinggi dan distribusi tempat pakan dan minum menjadi tidak seimbang. Akibatnya, konsumsi pakan menjadi menurun dan tidak merata, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ayam.
  2. Jarak antar kandang minimal satu lebar kandang (8 m) yang diukur dari bagian terluar kandang. Usahakan tidak ada tanaman atau pepohonan diantara kandang, karena dapat mengganggu sirkulasi udara.
  3. Kandang panggung lebarnya maksimal 8 m. Untuk kandang postal, lebar kandang maksimal 7 m. Jika terhalang tebing, lebar kandang maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari tebing 8 m. Usahakan tinggi tebing jangan melebihi 1/2 tinggi kandang dengan drainase yang baik.
  4. Tinggi dinding minimal 1,8 m untuk kandang postal/panggung tunggal. Untuk kandang tingkat tinggi, dinding bawah minimal 2 m dan tinggi dinding kandang atas minimal 1,7 m. Dinding kandang bisa menggunakan bambu atau kawat. Adapun tiangnya harus kokoh yang terbuat dari bambu, kayu atau cor (semen).
  5. Bentuk atap tipe monitor. Bentuk tersebut dinilai sebagai yang terbaik bagi pertukaran udara, sehingga pembuangan gas beracun seperti H2S, NH3 dan CO2 bisa lebih maksimal. Kemiringan atap yang baik yakni antara 30-45 derajat. Prinsipnya, agar air bisa cepat turun dan tidak menggenang di atap sehingga menghindari air masuk ke dalam kandang. Bahan atap bisa dari asbes, genting, seng, ijuk/rumbia, atau aluminium foil. Pilihan atap disesuaikan dengan lokasi kandang (suhu dan kelembaban) serta ketersediaan bahan dan dana.

Ventilasi Nyaman, Produksi Aman

Berbagai tipe atap kandang.

 

Pahami Kebutuhan Suhu dan Udara

Berbicara masalah ventilasi tentu juga akan erat kaitannya dengan masa brooding. Fase brooding merupakan fase yang selalu dianggap penting dalam masa hidup ayam. Mengapa? Karena pada fase ini terjadi perbanyakan jumlah sel (hyperplasia), sehingga nantinya akan berpengaruh pada pertumbuhan ayam. Pada fase ini pula ayam masih sangat rentan karena sistem thermoregulasi ayam belum berfungsi dengan baik.

Terkait dengan ventilasi serta thermoregulasi sangatlah penting, karena DOC yang baru menetas memiliki sifat poikilioterm atau berdarah dingin. Suhu tubuh ayam akan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan (suhu brooding). Baru pada umur lima hari, anak ayam mulai bisa mengatur suhu tubuhnya. Pada saat DOC ditebar, mereka harus segera mendapatkan suhu yang nyaman. Jika terlalu tinggi atau rendah maka akan memberikan dampak negatif pada kesaragaman, pertumbuhan, konversi pakan, kematian dan pencapaian berat panen. Tabel 1 di bawah ini merupakan kebutuhan suhu dan kelembapan pada masa brooding.

 

Tabel 1. Kebutuhan Suhu dan Kelembapan Masa Brooding

Ventilasi Nyaman, Produksi Aman_1

Sumber: Cobb Manual Guide 2018.

 

Tabel 2. Kandungan Gas pada Kandang Ayam

Gas

Ambang Batas Mematikan

Kadar yang Dianjurkan

Oksigen (O2) Di bawah 6% Di atas 16%
Karbondioksida (CO2) Di atas 30% Di bawah 1%
Metana (CH4) Di atas 5% Di bawah 1%
Ammoniak (NH3) Di atas 500 ppm Di bawah 40 ppm
Hidrogen Sulfida (H2S) Di atas 500 ppm Di bawah 40 ppm
Sumber: Cobb Manual Guide 2018.

 

Selain suhu dan kelembaban, kualitas udara yang baik kualitas udara di dalam kandang juga harus di jaga. Kadar oksigen harus memenuhi standar, serta sedapat mungkin meminimalisir konsentrasi gas-gas yang lain yang dapat bersifat toksik bagi ayam. Menurut Drh Ayatullah Natsir, Technical and Makreting Manager PT Ceva Animal Health Indonesia, jika oksigen tidak mencukupi, maka akan fatal akibatnya bagi ayam, terlebih lagi jika kadar gas-gas berbahaya tertimbun di dalam kandang dalam jumlah besar, tentunya juga akan membahayakan.

“Kita saja kalau oksigen enggak cukup pasti bakal mengalami hal yang tidak bagus, mulai dari pingsan, bahkan mati. Dan jangan lupa, kandang dengan keadaan kualitas udara buruk bukan hanya berbahaya bagi ayam, tetapi juga bagi manusia dan lingkungan,” kata Ayatullah.

Oleh karenanya ia mengimbau kepada peternak agar lebih memerhatikan hal tersebut, manajemen buka tutup tirai, kecukupan kipas, kepadatan kandang dan kualitas litter, harus diperhatikan dan diatur dengan baik karena dapat menentukan juga kualitas udara di dalam kandang.

 

Agar Udara Nyaman

Seperti yang telah dipaparkan di atas tadi, prinsip dasar ventilasi kandang ayam broiler adalah kebutuhan pasokan udara segar ke dalam kandang. Pasokan udara segar ini juga membantu mengurangi suhu ekstrem, kelembaban udara yang berlebih dan kontaminasi udara ke batas toleransi untuk ayam broiler. Selain itu, ventilasi udara yang baik juga dapat mengeliminir debu dan bau dari bangunan, serta membantu mengurangi organisme patogen dalam udara.

Drh Deddy Kusmanagandi, mantan Ketua Umum ADHPI, mengatakan bahwa dibutuhkan beberapa effort dalam menjaga kualitas udara di dalam kandang. Beberapa faktor dapat menyebabkan meningkatnya kadar gas berbahaya di dalam kandang, faktor-faktor tersebut diantaranya:

  • Feses yang terlalu basah, kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya infeksi saluran pencernaan, baik karena nekrotik entritis, koksidiosis, kolibasilosis dan lain sebagainya. Saluran pencernaan menjadi rusak dan penyerapan ransum menjadi terganggu, sehingga feses menjadi basah. Selain infeksi, kandungan garam dan protein kasar yang terlalu tinggi dalam ransum juga dapat menyebabkan feses menjadi basah (diare). Kondisi tersebut akan mengganggu kerja ginjal dalam membuang asam urat, sehingga feses pun menjadi lebih basah dan memiliki kandungan asam urat (bahan dasar pembuat gas amonia) semakin tinggi.
  • Manajemen litter yang buruk, jika kualitas dan kuantitas litter buruk berimbas pada feses yang basah. Kondisi ini juga mendukung terbentuknya amonia. tidak adanya pembolak-balikan litter, diperparah oleh tumpahan air minum juga akan mengakibatkan hal ini.
  • Kandang terlalu padat, jelas hal ini akan mengakibatkan timbunan feses yang berlebih di dalam kandang. Kasus dan kejadian seperti ini sudah sangat sering terjadi, karena tingginya jumlah feses, akan mengakibatkan tingginya gas terutama amonia dan metana.
  • Sistem sirkulasi buruk, hal ini dapat terjadi apabila di dalam kandang tidak tersedia kipas yang memadai serta manajemen buka tutup-tirai yang kurang baik. Lokasi kandang yang dekat dengan tebing, serta terlalu banyak pohon di sekitar kandang juga akan menghambat siklus pembuangan gas beracun oleh angin dari luar.

 

Dengan mengatasi beberapa faktor di atas, tentunya sirkulasi udara dalam kandang menjadi lebih nyaman. Perlu diingat, konsistensi dari manajemen yang baik dalam aspek pemeliharaan agar ayam tetap nyaman dan performa terjaga aman. (CR)

Sumber: www.majalahinfovet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>