FOKUS: Biosekuriti Harga Mati

Cover Buku PANDUAN BIOSEKURITI PETERNAKAN UNGGAS 2019 Display

Biosekuriti Harga Mati

 

Penyakit infeksi akibat virus tentunya makin menambah ruwet dalam beternak. Karena tidak ada obat yang pakem untuk mengatasi itu. Beternak sebenarnya susah-susah gampang, namun lebih banyak susahnya ketimbang gampangnya.

Begitulah keluhan yang sering terdengar dari beberapa peternak. Bukan tanpa alasan, berbagai aspek menjadi dalil dalam sulitnya beternak, salah satunya penyakit. Peternak sudah tidak asing lagi dengan penyakit-penyakit seperti AI, ND, Gumboro, Marek dan lain sebagainya.

Selain itu, ada faktor lain yang dapat memengaruhi kejadian penyakit di suatu daerah, misalnya perubahan cuaca ekstrem yang tidak menentu, sanitasi dan biosekuriti yang kurang optimal, serta kesalahan manajemen pemeliharaan dapat menyebabkan ayam menjadi langganan serangan penyakit.

 

Memahami Pentingnya Biosekuriti

Biosekuriti singkatnya adalah berbagai tindakan atau upaya yang dilakukan agar penyakit tidak dapat masuk dan keluar dari peternakan. Tindakan biosekuriti merupakan harga mati dalam suatu usaha budidaya ternak, terlebih lagi di zaman now penyakit semakin berkembang. Oleh karenanya tidak ada celah bagi peternak teledor dalam hal ini.

Biosekuriti memiliki peranan sangat penting sebagai garda terdepan pencegahan terhadap penyakit unggas, sehingga penyakit tidak dapat masuk, baik antar individu unggas atau kandang maupun antara kandang dengan lingkungan. Penerapan biosekuriti yang baik dapat menekan penyebaran penyakit pada suatu peternakan.

Menurut Drh Jumintarto, Technical Manager PT Kerta Mulya Saripakan, setidaknya aspek biosekuriti menjadi salah satu inti dari budidaya ternak selain vaksinasi. “Saya rasa harusnya biosekuriti ini harus dikuatkan sama seperti aspek pemeliharaan (pakan, bibit berkualitas, dll), tapi pada kenyataannya aspek ini sering kendor,” ujar Jumintarto saat ditemui Infovet dalam suatu seminar..

Menurutnya, banyak faktor yang menjadi kendala dalam penerapan aspek biosekuriti, mulai dari biaya, sumber daya manusia, tidak praktis, sampai ke alasan yang paling klise, yakni malas. “Padahal biosekuriti adalah harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Setidaknya jika kita tidak mau ayam kita tertular penyakit dari luar, kita juga harus mencegah agar ayam di peternakan sekitar kita atau masyarakat tertular oleh penyakit yang disebabkan di peternakan kita,” jelas dia.

 

Kontrol Lalu Lintas Ternak, Manusia dan Kendaraan

Banyak hal yang bisa diartikan sebagai aspek biosekuriti, pertama yang harus diperhatikan adalah mengontrol lalu lintas ternak dan manusia. Secara umum tindakan ini dapat berupa memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas manusia, mengunci pintu dan melarang pengunjung, atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka didesinfeksi. Sepatu khusus, baju penutup dan topi khusus yang telah didesinfeksi juga harus dikenakan ketika tamu datang ke peternakan.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab tangan bisa juga menyebabkan infeksi dan harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada peternakan yang menjalankan biosekuriti ketat (breeding farm) prosedur tadi akan diimplementasikan dengan sangat baik, misalnya tamu yang akan masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (parent stock, komersial, prosesing) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan tersebut lalu lintas ternak dan manusia.

Seperti disampaikan Subhan Zain, Farm Manager PT Cibadak Indah Sari Farm, bahwa kontrol lalu lintas tidak hanya berlaku untuk manusia tetapi juga untuk hewan, khususnya hewan liar, tikus, kumbang predator, serangga yang berpotensi menularkan penyakit. Ia menambahkan, bahwa sebaiknya konstruksi bangunan yang terbuka diberi kawat pelindung untuk mencegah masuknya serangga atau predator, untuk mengurangi risiko penularan penyakit.

Lalu lintas kendaraan yang memasuki area peternakan juga harus dimonitor. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang terdapat di belakang gerbang. kendaraan pengangkut makanan, DOC, sapronak bahkan kendaraan tamu juga harus melalui proses tersebut. Pada breeding farm yang menerapkan biosekuriti ketat, begitu masuk kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil, mulai dari bawah hingga bagian atas disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi.

Sementara, penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus lalu lintas orang. Di tempat ini ia harus mandi semprot untuk didesinfeksi. Di peternakan yang memerlukan biosekuriti sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas mengenai daerah sanitasi kotor dengan atau daerah sanitasi semi bersih atau bersih. Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas baik barang, bahan ataupun manusia.

 

Kandang Butuh Istirahat

Mencuci dan membersihkan kandang ayam dinilai sebagai kegiatan biosekuriti yang paling berat. Segera setelah flok ayam dipanen dan diafkir, serta litter diangkat keluar kandang, tindakan berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi seluruh kandang dan lingkungannya. Gumpalan litter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat dan disemprot air. Seluruh peralatan harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah digunakan. Berikut ini beberapa cara pencucian untuk kandang broiler dan layer yang direkomendasikan.

Pencucian kandang broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh. Artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas sampai bawah. Hal ini dilakukan paling tidak satu periode sekali. Pencucian bisa juga secara parsial, biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah (lantai) dan sekitarnya.

Sementara pencucian kandang dan desinfeksi pada kandang layer sangat dianjurkan dilakukan dalam setiap kelompok umur. Kandang dan peralatan harus dibersihkan secara menyeluruh dan didesinfeksi setelah setiap flok dipindahkan dari kandang semula dan sebelum flok baru dimulai. Pencucian kandang secara parsial hanya dilakukan pada kandang petelur dan peralatannya setelah flok dipindahkan dari tempat awalnya ke tempat yang baru.

Berikut cara pencucian kandang secara menyeluruh yang bisa dilakukan:

  1. Angkat litter keluar dari kandang sejauh mungkin (50-100 meter). Agar litter tidak berceceran, harus ditutup rapat.
  2. Bagian atas disapu sampai bersih hingga ke dasar kandang atau lantai, termasuk seluruh rangkaian kabel listrik, kipas angin dan kisi-kisi jendela. Lepaskan lampu-lampu bohlam bersihkan dan ganti yang sudah putus dengan yang baru.
  3. Gosok, sikat dan bersihkan seluruh instalasi air, tempat pakan dan peralatan lainnya. Keluarkan semua peralatan dari kandang, lalu rendam, sikat, bersihkan dan desinfeksi sebelum digunakan lagi untuk periode berikutnya.
  4. Seluruh atap, gordyn, dinding, partisi, tempat makan dan minum dan peralatan lainnya, setelah dibersihkan debunya, disemprot dengan air sabun, dibilas, lalu didesinfeksi dengan menggunakan desinfektan yang kuat dan larut dalam air, seperti senyawa fenol dengan konsentrasi sesuai aturan yang terdapat pada label. Idealnya peningkatan konsentrasi desinfektan tidak akan menutupi pekerjaan pencucian yang tidak sempurna. Penyemprotan dilakukan pada tekanan minimum 200 psi (pounds per square inch) agar penetrasi berlangsung baik. Hati-hati jangan sampai semprotan mengenai bagian dalam motor listrik, oleh karena itu harus dilapisi dahulu sebelum disemprot, setelah selesai buka kembali, atau bisa juga dilepas dahulu motornya. Penyemprotan dilakukan dari belakang dan bekerja mulai dari atap bangunan pertama kali, lalu dinding dan terakhir lantai. Bagian luar kandang seperti teras, saluran air, kawat, atap dan halaman juga diperlakukan sama. Jika pencucian telah selesai, perbaikan pada bagian-bagian kandang yang rusak dapat dilakukan.
  5. Istirahatkan kandang selama minimal dua minggu setelah kegiatan desinfeksi. Hal ini agar bibit penyakit terutama virus dan bakteri berkurang karena siklus alam.
  6. Setelah selesasi maka litter baru dan peralatan kandang untuk DOC (chick in) dapat dipasang dan disebar merata. Litter disebar dengan ketebalan/kedalaman 10 cm (minimal 8 cm).
  7. Gunakan insektisida yang sesuai pada bagian atas litter baru bila terdapat masalah serangga. Bila terdapat banyak kumbang (Alphitobius spp), maka semprotlah dinding dengan insektisida.
  8. Sediakan bak dekontaminasi sepatu di depan pintu masuk kandang. Gunakan desinfektan sesuai anjuran pabriknya. Desinfektan merupakan racun dan pemakaian sesuai aturan dapat menjamin terbunuhnya patogen. Bila desinfektan tidak dipakai dalam proporsi yang dianjurkan, maka manusia, ternak dan mahluk hidup lainnya dapat ikut teracuni. (CR)

Sumber: www.majalahinfovet.com & Buku BIOSEKURITI PETERNAKAN UNGGAS (GITA PUSTAKA)

Harga buku : Rp. 100.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752
Achmad : 0896 1748 4158

Alamat:
Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520
Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408

No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama
BCA : 733 030 1681
MANDIRI : 126 000 2074 119

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>