Ayam Serama, Si Unyil yang Aduhai Harganya

Kontes-ayam-serama-1024x768

AYAM SERAMA, SI UNYIL YANG ADUHAI HARGANYA

Oleh : Ir. Sjamsirul Alam

 

Usaha bisnis Ayam Serama dan kepemilikannya di tanah air kita masih sedikit sekali, hal ini disebabkan minim sekali masyarakat yang mengenal lebih dekat tentang jenis ayam ini selain harga bibitnya yang “aduhai”. Namun demikian Ayam Serama sudah mulai dipelihara dan dikembangkan di tanah air kita.

Ayam Serama oleh Balai Penelitian Ternak – Bogor (2007) dikategorikan ke dalam “jenis ayam yang biasa digunakan untuk ayam hias yang mempunyai penampilan cantik”, seperti ayam Kate, ayam Kapas, ayam Mutiara, ayam Poland (Kate Jambul). Ayam Serama bukan ayam lokal asli Indonesia, tetapi ayam yang berasal dari “negeri jiran Malaysia”. Jenis ayam ini banyak penggemarnya di Thailand  dan sering diadakan kontes di Bangkok dan di kota-kota lainnya di negeri “Gajah Putih” ini.

 

Tentang Ayam Serama

Ayam Serama merupakan ayam “superkecil” berasal dari Kelantan – Malaysia. Jenis ayam ini kini telah menyandang “The smallest Bantam chicken in the word” (ayam terkecil dunia). Hal ini dikarenakan bobot tubuh ayam dewasa berkisar 150 gram – 500 gram saja (coba bandingkan dengan ayam Katai Jepang yang memiliki bobot dewasa 700 – 800 gram).

Ciri khas ayam Serama ialah tubuhnya tegak seperti manusia berdiri, dada bulat dan mengembang, biasa membusungkan dadanya tinggi-tinggi, bahkan hingga wajahnya mendongkak. Jengger tunggal bergerigi berwarna merah. Kedua kakinya memiliki cakar yang tajam, sayap menjuntai ke bawah. Di belakang kepala, bulu ekor berbentuk seperti pedang berdiri tegak dengan bulu ekor lannya terbuka lebar. Karakter ayam Serama berani, gagah tetapi anggun.

 

Asal usul dan riwayat

Seorang warga Kelantan, Malaysia bernama Wee Yean Een pada awal tahun 1971 bercita-cita “menciptakan” ayam yang unik sekaligus terkecil di dunia. Wee Yean Een menyilangkan (crossing) ayam Kapan (Kate kaki panjang yang bersayap menjuntai lurus ke bawah) dengan ayam Modern Game Bantam ( yang memiliki postur tegap, leher panjang dan tertarik ke belakang menyerupai huruf S).

Selanjutnya tahun 1973, Wee Yean Een menyilangkan F 1 (generasi pertama) dari perkawinan ayam Kapan dan ayam Modern Game Bantam, dengan ayam Sutera (Silkie Bantams) yang menghasilkan ayam Sutera berpostur tubuh kecil. Kemudian hasil perkawinan ini (F2) disilangkan lagi dengan ayam Kate Jepang (memiliki bulu indah dengan bentuk ekor berdiri tegak). Hasil dari perkawinan silang ini pada tahun 1988 “tercipta” ayam Kate dengan bobot badan lebih kecil dari 500 gram.

Nama Serama ternyata diambil oleh Wee Yean Een dari “Sri Rama” nama tokoh pewayangan dalam kisah Ramayana, yang berpenampilan berwibawa, anggun dan perkasa menumpas kejahatan.

 

Usaha publikasi

Publikasi ayam Serama ke masyarakat dimulai tahun 1990 melalui “Kontes Ayam Serama Ke-I” di Perlis – Malaysia. Di Indonesia, Kontes Ayam Serama Pertama diadakan tahun 2004 berlangsung di Ancol – Jakarta, yang diikuti penggemar ayam Serama  yang bernaung dalam komunitas P2ASI (Persatuan Pelestari Ayam Serama Indonesia) dan sebagai Ketua Jerry Hermawan.

Pada tahun 2010 digelar Kontes Ayam Serama sebagai salah satu agenda Expo Usahawan Bumiputera Pulau Penang 2010, yang diikuti 430 peserta dari berbagai negara bagian seperti Kualalumpur, Kelantan, Trengganu, Kedah dan Pulau Pinang (Kontes ini lebih besar dari tahun 2008 yang diikuti 200 peserta).

 

Cara perawatan

Ayam Serama adalah “Ayam Kontes” yang harus terus dilatih agar tampil prima di panggung. Perlu dihindari pada saat ayam Serama mengikuti kontes tidak diperkenankan mematuk karpet atau kabur meninggalkan panggung. Ayam Serama yang sedang berkontes diharapkan tidak jemu-jemu bergaya dan berkokok lantang di atas cat walk.

Melatih ayam Serama agar memenuhi harapan tersebut tidaklah sulit, yaitu dengan cara membiasakannya berjalan di atas panggung berkarpet 2 – 3 minggu sebelum hari-H kontes. Ayam mungil ini perlu dibasahi dengan sepotong lap, kemudian ditaruh di atas meja yang berkarpet hijau sehingga ayam tersebut sering tertipu oleh karpet hijau yang disangkanya rumput. Dengan demikian ayam Serama pada saat kontes tidak lagi mematuk-matuk karpet lagi. Untuk mencegah ayam Serama kabur saat kontes, arena kontes dilengkapi penutup berupa kurungan dan meja diposisikan di tempat panas.

Kriteria lain yang menjadi penilaian juri ialah memiliki bobot badan seringan mungkin, bertambah mungil akan memberikan peluang untuk menang. Untuk memperoleh bobot badan yang ringan, maka perlu dihindari pemberian pakan yang mengandung kadar lemak tinggi. Tiga hari sebelum hari-H kontes, ayam Serama cukup diberikan beras merah atau gabah cukup diberikan 2 – 3 sendok makan yang diberikan 2 kali per hari (pagi dan sore hari).

Agar ayam Serama kelihatan berbulu mengkilap dan indah, sebaiknya sebulan sekali dikeramasi dengan shampo pada saat cuaca cerah, kemudian dihanduki dan dijemur. Perawatan tambahan agar tampak lebih cantik lagi, dilakukan pelurusan bulu ekor (yang berbentuk pedang) dengan air jeruk nipis plus merapikan bulu sayap serta operasi plastik untuk merapikan jengger.

Mutu ayam Serama yang diperhatikan juri kontes selain bobot badan teringan, ialah bentuk leher yang menyerupai huruf S, kepala tertarik jauh ke belakang, sayap menjuntai tegak lurus ke bawah dan ekor pedang panjang yang berdiri tegak.

Pada Kontes Ayam Serama tahun 2010 di Malaysia, kriteria peserta dibagi dalam 6 kelas yaitu 1) ayam Serama A bobot badan ≤ 350 gram 2) ayam Serama B bobot badan 350 – 550 gram (umur ayam 6 bulan – 1,5 tahun) 3) ayam Serama remaja (umur 4 bulan – 1 tahun) 4) anak ayam A bobot ≤ 100 gram 5) anak ayam B bobot ≤ 200 gram 6) ayam Serama betina induk.

Menurut Khor Eng Chiun penggemar ayam Serama asal Malaysia, terjadi perbaikan teknis penjurian saat ini dibanding 4 – 5 tahun sebelumnya, yaitu juri tidak diperkenankan memegang tubuh ayam karena akan menyebabkan stres. Gaya ayam dinilai pada saat diam dan membsungkan dadanya. Juga cat walk dibagi dua yaitu di meja/panggung dan di lantai. Dengan cara kontes ini maka ayam Serama bebas bergaya dan mengekspresikan karakter aslinya.

 

Penyebaran dan nilai jual

Penyebaran ayam Serama di Malaysia tersebar di desa-desa  di Penang, Kedah, Perlis, Johor, Trengganu dan Kelantan. Nilai jual ayam Serama sangat tinggi dibandingkan dengan jenis ayam hias yang lain. Harga DOC (anak ayam) golongan biasa yang baru menetas berkisar Rp 500.000. Untuk keturunan juara harga DOC-nya Rp 5.000.000 sampai Rp 20.000.000/ekor. Harga jual akan semakin tinggi sesuai dengan perkembangan umur dan prestasi kejuaraan kontes yang diperolehnya. Sampai saat ini harga termahal berada di Malaysia Rp 200.000.000/ekor.

 

Perlu pengembangan pembibitan

Prospek bisnis ayam Serama di Indonesia sesungguhnya memiliki peluang yang cukup besar mengingat penggemar jenis ayam ini akan terus bertambah sejalan dengan pertambahan populasi penduduk dan peningkatan pendapatan terutama golongan menengah ke atas. Kepemilikan ayam Serama oleh seseorang selain penyaluran kegemaran akan penampilannya yang unik juga bisa menunjukkan status sosial, seperti kepemilikan burung kesayangan atau hewan kesayangan lainnya “yang berharga aduhai”.

Bibit ayam Serama selain dapat diperoleh (dibeli) dari sesama penggemar di tanah air dapat juga mencari ke pelosok desa di Negeri Jiran Malaysia. Kontes Ayam Serama yang diselenggarakan secara periodik sedikit banyak akan mengakrabkan masyarakat dengan ayam yang unik ini.

Mari kita kembangkan pembibitan ayam Serama “si unyil yang aduhai harganya”, yang menambah koleksi “ayam penghibur” di Indonesia dan cukup menjanjikan secara ekonomis.

 

(Penulis praktisi perunggasan, alumni Fapet Unpad)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>