MOTIVASI: Empat Pertanyaan Kunci

Motivasi, kepemimpinan ,motivasi, pemikiran positif, tanggung jawab, tindakan

Empat Pertanyaan Kunci

Kamu tidak akan menjadi sosok yang kamu idam-idamkan jika akar disiplin sudah tercerabut dari kehidupanmu ~Dr. James G. Bilkey

“Kapan Ade Rai memutuskan ingin menjadi binaragawan hebat, pada saat badannya masih kecil atau saat sudah seperti di foto itu?” tanya Prof. Abdul Basith, seorang dosen dan pembicara seminar motivasi, sambil memperlihatkan foto Ade Rai sebagai binaragawan.
Begitulah cara sang motivator memotivasi para peserta seminar. Ada empat pertanyaan yang sederhana, sekaligus tajam dengan Ade Rai sebagai contoh model sukses. Menjawab pertanyaan sang profesor, kita pasti menjawab pada saat badan Ade Rai masih kecil.
Pertanyaan selanjutnya, ”Mungkinkah badan Ade Rai membesar seperti itu tanpa angkat beban?”
Jelas tidak mungkin. Ia harus disiplin angkat beban setiap hari, sepanjang tahun. Bukan pekerjaan mudah tentunya.
“Apa hukumnya mengangkat beban bila ingin punya badan seperti Ade Rai, wajib atau hanya sebagai pilihan?” tanya profesor berikutnya.
Jawab kita tentu wajib. Kalau hanya pilihan, tentunya tidak akan menjadi kekar sebagaimana badan Ade Rai, sebagaimana ditunjukkan di foto itu.
Pertanyaan terakhir, “Siapa role model Ade Rai?”
Saya tidak tahu, tetapi Ade Rai tentu punya role model seorang binaragawan sukses sebagai motivasi untuk meraih target berbadan sehat dan kekar.
Begitu pun dalam kehidupan kita. Jika kita mau meraih cita-cita tertentu, yang pertama adalah memutuskan untuk menetapkan target sedini mungkin. Kita perlu ikhlas menerima beban tantangan hidup yang berat. Kita harus melatih diri mengangkat dan membawa beban berupa kesulitan dan ujian. Sebaiknya ada orang sukses yang kita kagumi sebagai role model sukses kita.
Sebagai rakyat Indonesia, saya sangat bangga dengan Indonesia. Pasalnya, proses kemerdekaan bangsa ini sangat rumit, melelahkan, membutuhkan banyak pengorbanan, dan penuh perjuangan. Dibuat menjadi puluhan film pun sepertinya tidak ada habisnya.
Sejarah mengatakan, lahirnya pergerakan Boedi Oetomo pada tahun 1908 merupakan awal pola perjuangan yang berbeda dari sebelumnya. Pada era sebelumnya, perjuangan dilakukan dengan perang fisik melawan penjajah di masing-masing kerajaan. Sejak munculnya organisasi modern bernama Boedi Oetomo, pola pergerakan menggunakan organisasi modern yang berjuang secara intelektual. Sejak itulah keputusan untuk menjadi negara merdeka disepakati oleh tokoh perjuangan.
Selanjutnya, perjuangan berlanjut dengan Sumpah Pemuda tahun 1828, yang menyepakati bertanah air satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Di tengah-tengah ratusan bahasa yang ada di nusantara, kesepakatan menggunakan bahasa Indonesia menjadi sangat bermakna. Lagu Indonesia raya yang dikumandangkan di hari Sumpah Pemuda adalah bukti kuat penetapan cita-cita kemerdekaan.
Jadi, keputusan untuk menjadi negara merdeka dilakukan jauh hari sebelum tahun 1945. Dibutuhkan waktu setidaknya 40 tahun untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara modern.
Jika Ade Rai wajib mengangkat beban setiap hari agar tercapai cita-cita sebagai binaragawan ternama, demikian pula beban yang harus dipikul para pejuang. Tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Shahrir, dan sebagainya harus rela dipenjara, dibuang ke pulau terpencil, dan pergerakannya diawasi secara ketat. Mereka harus terlatih untuk mengatur strategi. Sikap pantang menyerah menjadi wajib hukumnya.
Mungkinkah cita-cita kemerdekaan bisa diraih hanya dengan berpangku tangan? Jelas tidak. Para pejuang sadar bahwa mereka harus menerima beban kesulitan serta berkorban pikiran, tenaga, dan harta demi cita-cita bersama. Sebagai orang terpelajar di masa Hindia Belanda, sangat mudah jika mereka memilih untuk hidup nyaman, bekerja sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda dengan gaji besar. Namun, mereka memilih untuk mendapat beban perjuangan. Jadi jelas, menanggung beban adalah wajib bagi orang yang ingin meraih cita-cita.
Lantas, siapakah role model dari kemerdekaan? Para tokoh pergerakan kemerdekaan itu jelas paham sejarah dunia, tentang kolonialisme dan neokolonialisme. Dari sanalah mereka mendapat inpirasi tentang kemerdekaan.
Sejak merdeka pada tahun 1945, Indonesia menjadi role model negara lain untuk segera menyusul Indonesia menjadi negara merdeka. Disebabkan berani merdeka terlebih dahulu dibanding negara jajahan lain, Indonesia menjadi pemimpin negara-negara Asia-Afrika. Mereka mengagumi kehebatan para pemimpin pergerakan Indonesia yang berani memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945, yang setelah itu masih harus berjuang melawan penjajah yang belum rela melepas Indonesia sebagai negara merdeka. Pada tahun 1949, Belanda baru mengakui kedaulatan Indonesia.
Nah, itulah kisah sukses cita-cita kemerdekaan Indonesia. Bagaimana dengan rencana Anda? Cita-cita Anda? Sudahkah Anda tetapkan cita-cita 10 tahun ke depan? Bagaimana beban yang akan Anda terima? Bagaimana latihan Anda agar lebih kuat menghadapi tantangan? Siapakah role model dari cita-cita Anda? Sudahkan Anda menyiapkan jawaban dari empat pertanyaan kunci Anda?
Jika sudah, selamat, Anda siap meraih bintang kesuksesan.***

Sumber : Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI -Bambang Suharno

Harga buku : Rp. 90.000 belum termasuk ongkir.

Pesan buku Hubungi:

Wawan : 0856 8800 752

Achmad : 0896 1748 4158

Alamat : Jln. Rawa Bambu, Gedung ASOHI – Grand Pasar Minggu No.88 A, Jakarta Selatan 12520 Telp : 021-782 9689, Fax : 021-782 0408 No. Rek : PT Gallus Indonesia Utama BCA : 733 030 1681 MANDIRI : 126 000 2074 119

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>